TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Cianjur memorak porandakan Desa Gasol, Kecamatan Cugenang pada Senin siang, 21 November 2022. Lindu dengan kekuatan magnitudo 5,6 itu merobohkan bangunan warga yang terbuat dari kayu maupun bata.
Desa yang sempat kondang karena persawahan organiknya itu kini lara. Relawan pun bahu membahu menolong warga yang tengah dibekap duka itu. Salah satu relawan yang turun ke Gasol adalah Kiki Ardiansyah.
Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana atau Tagana Kementerian Sosial itu mengatakan, bersama timnya dia telah membangun posko sejak Selasa siang, 22 November 2022. Mereka mendistribusikan air minum untuk pengungsi.
Baca juga: BNPB Umumkan Korban Meninggal Gempa Cianjur Menjadi 268 Orang
"Alasan kami memilih untuk mendistribusikan air minum adalah air minum merupakan aspek yang sering terlupakan dalam pertolongan korban bencana, padahal air minum itu sangat krusial," kata dia saat ditemui Tempo hari ini.
Ia berkata warga yang membutuhkan air minum nantinya akan datang ke posko yang mereka jaga untuk dibawa ke tenda-tenda pengungsian.
"Nanti bila stok kami habis tim kami akan mengambil pasokan ke kota," ujarnya.
Kiki mengaku alasan dirinya mau menjadi tim relawan adalah karena ia senang dapat menjadi bagian meringankan beban orang lain. Dengan demikian, ia mau mengikuti serangkaian pelatihan relawan yang diadakan Kemensos beberapa waktu lalu.
"Demi kemanusiaan kami melakukan dengan sukarela," kata Kiki.
Meski demikian, rasa sedih tetap saja menjalarinya ketika melihat jenazah korban gempa yang dievakuasi oleh relawan lainnya.
"Persis di depan saya tadi ada warga yang baru dievakuasi tertimpa bangunan. Sekarang jenazahnya baru saja dikebumikan," kata dia.
Seorang relawan lain yang ikut membantu evakuasi korban gempa mengisahkan pengalamannya. Menurut pria yang akrab disapa Doel itu, dia adalah relawan yang berasal dari Yayasan Reaksi Cepat Batim 1033 Forum Koordinasi Pertolongan dan Pencarian Daerah.
Doel bersama timnya merupakan relawan yang bergerak di bidang evakuasi warga setelah mengikuti serta mendapat sertifikasi dari Badan SAR Nasional atau Basarnas. Doel menceritakan pascagempa di Cianjur, timnya bergerak ke Desa Gasol untuk melakukan evakuasi warga.
"Semalam kami berhasil evakuasi seorang warga yang tertimpa reruntuhan. Sempat tegang juga karena tembok yang rapuh menjadi tantangan dalam proses evakuasi tersebut," kata dia.
Hari ini, Doel bercerita timnya tengah mengevakuasi warga yang tertimbun rumah. Ia menyebut keterbatasan peralatan yang dimiliki timnya membuat Basarnas ikut membantu upaya tersebut.
"Tadi kami sudah usahakan dengan cangkul dan bor, namun karena bangunan merupakan bangunan baru dan berupa cor, jadi akhirnya dikerahkan alat berat oleh Basarnas," kata Doel pada Tempo.
Di lokasi kejadian, Tempo juga sempat menemui Maryadi, Komandan Tim Basarnas Cilacap. Ia bersama relawan, membantu proses evakuasi warga pada Selasa 22 November 2022. Ia berkata timnya ditugaskan untuk membantu proses evakuasi di Desa Gasol tersebut.
"Kami sampai di Cianjur pagi dini hari pukul 03.00 wib," kata dia.
Pada mulanya, Maryadi berkata tim Basarnas Cilacap sempat kesulitan mengakses jalan menuju Desa Gasol. Sebab, kata dia, selain akses jalan yang kecil, reruntuhan bangunan juga menghalangi kendaraan untuk melintas.
Sesampainya tim Basarnas Cilacap tersebut di Desa Gasol, mereka langsung mendapat laporan terdapat dua warga yang masih tertimbun. Beberapa relawan dan warga telah berupaya melakukan evakuasi namun nihil karena keterbatasan alat. Ia pun mengarahkan timnya untuk segera terjun melakukan evakuasi.
"Menurut laporan ada dua warga, jam 10 pagi tadi kami berhasil mengangkat korban pertama," kata Maryadi pada Tempo.
Proses pertama yang dilakukan oleh Basarnas Cilacap tersebut adalah melubangi atap beton rumah menggunakan rescue saw. Maryadi menyebut langkah tersebut berguna untuk melakukan observasi terhadap apa saja yang ada di bawah bangunan.
"Hal tersebut memungkinkan kita melihat korban yang berada di bawah," kata dia.
Selama kurang lebih sekitar setengah jam, pada akhirnya Basarnas Cilacap beserta relawan akhirnya dapat mengevakuasi seluruh korban yang dilaporkan tersebut.
"Saat kami evakuasi, para korban ditemukan telah wafat. Sekarang jenazahnya telah dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan," kata dia.
Baca juga: Kisah Korban Gempa Cianjur di Cibereum: Bangun Tenda Seadanya hingga Patungan Buat Makan