TEMPO.CO, Bogor - Dua hari setelah gempa Cianjur, ada sejumlah warga yang belum menerima bantuan dari pemerintah. Bahkan di Desa Cibereum salah satu lokasi terparah dengan puluhan rumah rata dengan tanah dan ratusan jiwa mengungsi. Mereka mengungsi dengan membangun tenda seadanya, tanpa ada dapur umum.
"Kami tidak mengapa tinggal di sini, yang penting tidak hujan. Makan kami patungan, kadang saling pinjam mie instan. Tenda kami dari terpal, ukurannya 7x4 diisi oleh 50 ada juga yang 60 jiwa. Kami khawatirkan anak-anak," ucap Hamdan, 40 tahun warga Cibereum Kaler RW 03, Cianjur. Selasa sore, 22 November 2022.
Disinggung bantuan dan upaya yang dilakukan pemerintah, Hamdan mengaku belum ada satu pun yang turun ke wilayahnya. Padahal, mereka sudah melakukan assesment dan koordinasi dengan Kades dan tim reaksi cepat kebencanaan. Namun, hingga sore hari kedua gempa, bantuan yang diharapkan pun belum juga muncul.
"Entah kami juga bingung kenapa, memang kami akui banyak titik yang menjadi korban gempa. Tapi tolong lah, di sini banyak anak dan balita," ujarnya.
Jika logistik belum ada, ia berharap bantuan tenda, matras dan selimut. "Biar tidak tidur di karung," ucap pria yang tergabung dalam Relawan Tanggap Bencana dan menjabat kepala Rukun Tetangga itu lirih.
40 rumah rata dengan tanah
Rasyid Awaludin, koordinator relawan setempat mengatakan saat ini data yang dia peroleh setidaknya ada 30 sampai 40 rumah yang ambruk rata dengan tanah dan puluhan lainnya retak. Puluhan warga mengalami luka dan 13 orang ditemukan dalam evakuasi dengan kondisi meninggal dunia.
"Terakhir korban meninggal dunia, tadi sudah berhasil kami angkat di bawah puing rumah tiga lantai yang ambruk. Diketemukan di atas meja makan, sudah kami bawa ke RS untuk mendapat pemulasaraan. Korban ke 13 itu berjenis kelamin laki dan keluarganya kini tinggal di tenda yang di sawah tadi," kata Rasyid.
M.A MURTADHO
Baca: Puluhan Korban Luka Gempa Cianjur Dilarikan ke RSHS Bandung