INFO NASIONAL - Bali menjadi tempat berkumpul 60 pemuda yang berasal dari 50 negara peserta G20 dalam Peace International Summit/KTT Perdamaian International yang bertajuk “PEACE20, The Golden Rule: “Do unto Others as You Would Have Them Do unto You” pada Selasa, 1 November 2022. KTT Perdamaian dibuka secara resmi oleh Panglingsir/Raja Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BPIP RI, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. menuturkan bahwa kegiatan yang diselenggarakan Voice of Peace Initiative (VOP) ini kental dengan semangat persatuan dari para pemuda untuk mencapai perdamaian dunia. Sama seperti semangat Sumpah Pemuda.
Kepala BPIP yang juga lulusan Harvard University ini memberi gambaran kepada para delegasi bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar ke-4 dunia dengan beragam perbedaan. Namun, dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Bangsa Indonesia dapat bersatu dalam kerukunan hingga sekarang dan selamanya.
“Masyarakat Indonesia memiliki pengalaman 2000 tahun dalam mengembangkan cara-cara positif untuk bekerja dengan keragaman budaya dan agama untuk membina kehidupan yang harmonis. Jadi, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan adat gotong royong adalah dasar yang berharga bagi antar budaya dalam lingkungan budaya, perdamaian dan kerukunan, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia,” tutur Prof. Yudian.
Ia menambahkan, Pancasila bersifat universal yang sudah terbukti dan dapat dipedomani oleh masyarakat dunia. “Saya ingin mengutip pidato mantan PresidenRI dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri dalam 17th Jeju Forum for Peace and Prosperity di Korea Selatan, bahwa semua bangsa tentu memiliki kehendak dan kepentingan internalnya masing-masing. Namun respons (peserta) terhadap Pancasila sangat positif karena dalam setiap sila selalu ada kekaguman dari sila ke 1 sampai dengan sila ke 5. Oleh karena itu, saya pikir ini sebenarnya universal dan dapat digunakan oleh dunia”, tutur Prof. Yudian.
Sementara itu, Ketua Panitia PEACE20, K.H. Marzuqi Mustamar, menuturkan pentingnya menjaga perdamaian. Sebab dengan perdamaian, segala persoalan akan menemukan solusinya. “Kita hidup berkemajuan bukan karena kesamaan. Di sini kita bisa makmur karena ada cinta kasih dan perdamaian,” kata Ketua PWNU Jatim ini.
Sejalan dengan hal tersebut, Chairwoman Peace20 Princess Cheryl Halpern menantang para delegasi untuk memberikan aksi nyata sekembalinya ke negara masing-masing. “Saya ingin menantang semua delegasi International Peace Summit untuk mempromosikan etika timbal balik untuk mendorong anak-anak di negara asal Anda untuk saling menghormati dan mengatasi prasangka dan intoleransi seperti yang ditulis oleh Alfred Nobel. Keinginan baik tidak akan menjamin kedamaian, kita harus ingat itu”, katanya.
Salah satu delegasi asal Australia, Georgia, mengatakan sangat terinspirasi oleh persatuan di Indonesia dan akan menularkan perdamaian dan cinta kasih kepada lingkungan di negaranya. “Saya akan menyebarkannya dengan setulus hati karena saya mendapatkan banyak nilai positif dari Peace International Summit 2022 di Bali,” ucap Georgia.
Sementara itu, Dr Abraham Joseph dari UN DGGW Peace Activist, menyatakan bahwa pada intinya hampir semua masalah dunia diawali huruf C seperti chaos, crime dan Covid-19. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa solusi dari semua masalah tersebut tidak lain adalah saling kerja sama untuk perdamaian dunia dan pembangunan yang berkelanjutan.
Kegiatan ini turut dihadiri Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Ir. Prakoso; Deputi Bidang Hukum, Advokasi, dan Pengawasan Regulasi, K.A. Tajuddin, S.H., M.H.; Direktur Penyusunan Rekomendasi Kebijakan dan Regulasi, Drs. R. Dian Muhammad Johan Johor Mulyadi, M.H. (*).