Selain itu, Jokowi juga minta agar sarana dan prasarana untuk para petani perhutanan sosial ini diperhatikan. "Betul? setuju boten? nggih?sekarang kembali ke Bu Siti karena yang memberikan SK itu Bu Siti. Saya minta juga agar ada percepatan dalam rangka redistribusi lahan maupun juga SK-nya. Nggih setuju nggih? Bu Siti mohon didengarkan beliau-beliau ini," kata Jokowi.
Jokowi juga menjelaskan saat ini banyak negara mengalami kekurangan pangan. Untuk itu, eks Gubernur DKI Jakarta ini mengajak para petani dan masyarakat untuk mengambil peluang dan memanfaatkan lahan yang mereka kelola dengan menanam tanaman pangan pokok seperti padi, jagung, porang, hingga sorgum.
"Mau ditanami apa lagi yang pangan? jagung? Silakan. Harga jagung ini pas naik. Mau ditanami porang silakan. Porang juga pasti akan naik harganya karena dunia membutuhkan itu," kata dia.
Selain itu, Jokowi menyebut petani juga bisa menanam sorgum yang sebelumnya panen di Nusa Tenggara Timur atau NTT. "Karena NTT yang paling pas adalah tanam sorgum, karena kalau tanam padi airnya agak sulit dan top soil-nya hanya tipis banget, yang pas apa? sorgum," kata dia.
Ketua Umum DPP Gema Perhutanan Sosial Indonesia Siti Fikriyah menyinggung beberapa kebijakan dinilai sudah menyentuh para petani dan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan. Dari kebijakan perhutanan sosial, kebijakan KHDPK (kawasan hutan dengan pengelolaan khusus), serta kebijakan penyelesaian penguasaan tanah dalam kawasan hutan utamanya permukiman di dalam kawasan hutan.
Perhutanan sosial, kata Siti, memberi berkah karena membuat para petani dapat merasa tenang dan bisa menggarap hutan sampai panen. Siti menyebut banyak petani dari desa-desa yang dengan lahan pertanian terbatas, sehingga satu-satunya yang bisa dimanfaatkan adalah hutan di sekitar mereka.
"Sekarang dengan perhutanan sosial mereka menggarap lahan, menanam, dan sudah menghasilkan. Ini berkah yang baik dan harus disyukuri," ujar Siti Fikriyah.
Dalam acara ini, Jokowi hadir dengan sejumlah menterinya. Mulai dari Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Bahlil Lahadalia, Erick Thohir, Siti Nurbaya Bakar, dan Ganjar Pranowo.
Baca juga: Pemerintah Gandeng NU Percepat Reformasi Agraria dan Perhutanan Sosial
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini