TEMPO.CO, Jakarta - Pada Jumat, 27 Mei 2022, ulama dan juga cendekiawan muslim Indonesia Ahmad Syafii Maarif wafat. Sosok yang akrab dipanggil Buya Syafii Maarif meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta.
Kepergian Buya Syafii Maarif meninggalkan kesan dari banyak tokoh. Hal ini karena semasa hidupnya, mantan Ketua Umum PP Muhammdiyah ini seringkali mencurahkan ide-idenya bagi kemajuan bangsa, terlebih lagi ia dikenal sebagai seorang yang humanis dan sederhana.
Semasa hidupnya, Buya Syafii juga peduli terhadap permasalahan korupsi yang terjadi di negeri ini. Seringkali, ia menunjukan kecintaan dan kepeduliannya terhadap Komisi Pemeberantasan Korupsi (KPK). Bahkan, ketika KPK akan dilemahkan melalui revisi UU KPK, Buya Syafii tampil ke hadapan publik dan tegas menolak pelemahan lembaga antirasuah tersebut.
“KPK itu wajib dibela, diperkuat, tetapi KPK itu bukan suci. Harus diingat kalau KPK tidak suci, tetapi ketika akan ada yang melemahkan, KPK wajib dibela,” kata Buya Syafii Maarif.
Selain itu, Buya Syafii juga pernah menyoroti proses pemilihan calon pimpinan KPK. Saat itu, ia berpesan bahwa para pimpinan KPK harus orang yang baik dan tak bermasalah serta jauh dari kontroversi. “Orang yang bermasalah, yang ada titik hitam, ya jangan dipilih. Orang baik di republik ini masih ada. Walau jumlahnya tidak banyak,” kata Buya Syafii.
Di samping itu, ketika ramai-ramai soal pemecatan pegawai KPK melalui Tes Wawasan Kebangsaan, Buya Syafii mengatakan bahwa TWK hanya menjadi alat untuk menyingkirkan para pegawai dan penyidik KPK yang berintegritas, kredibel, dan menjadi musuh para koruptor. “Ini masalah kontroversi dan mereka dituduh tidak lulus tes kebangsaan. Ini bagi saya hanya alasan saja,” kata Buya Syafii.
Bahkan Buya Syafii Maarif mengkritik keras terhadap sikap Presiden Jokowi yang dianggapnya kurang tegas mengenai pemecatan 57 pegawai KPK yang kredibiltasnya telah teruji. "Jangan sekadar imbauan. Perintah gitu lo. Pemerintah bukan mengimbau-imbau, melainkan memerintah. Jadi, harus lebih keras, lebih tegas presidennya, supaya didengar," katanya kepada Koran Tempo, 27 Mei 2021.
Kepedulian Buya Syafii Maarif terhadap KPK juga ia tunjukan ketika ia menjadi Ketua Tim 9 yang bertugas untuk menyelsaikan konflik antara KPK dan Polri. Oleh karena kecintaan dan kepeduliannya terhadap KPK, kepergiannya mengundang duka bagi para pegiat antikorupsi.
EIBEN HEIZIE I SDA
Baca: Suara Keras Buya Syafii Maarif dalam Kasus Ahok 6 Tahun Lalu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.