TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan belum mengevaluasi kondisi pandemi Covid-19 usai libur lebaran 2022. Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya akan terus memantau dalam beberapa hari ke depan untuk melihat bagaimana kasus di Indonesia dan menentukan kebijakan apa yang akan di ambil. "Biasanya kita lihat 7-10 hari pascamudik ya," ujar saat dihubungi Tempo pada Ahad, 8 Mei 2022.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Kemenkes, selama seminggu ke belakang, kasus terkonfirmasi positif berada di angka 100-200 kasus baru per hari. Dalam tiga hari ke belakang, pada Kamis, 5 Mei, kasus aktif bertambah sebanyak 250; pada Jumat, 6 Mei, jumlahnya 245; dan Sabtu, 7 Mei, sebanyak 218. Artinya selama periode tersebut kasus cenderung menurun.
Menurut Nadia, jika terjadi lonjakan kasus, yang pasti testing dan tracing harus tetap dimaksimalkan. Tujuannya agar tidak ada perluasan kesiapan fasilits kesehatan, serta sarana dan prasarana yang ada.
"Pastikan dulu telemedisin, obat rawat, oksigen dan lainya, nanti kita lihat level PPKM dari masing-masih daerah untuk menentukan pembatasan apa yang perlu dilakukan," tutur dia. Sedangkan jika kasus tetap landai, akan ditentukan kebinajannya sesuai indikator PPKM. "Level 1 saja."
Sementara Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi (Purnawirawan) Budi Gunawan mengingatkan setelah kemeriahan mudik lebaran masih ada hal yang perlu diantisiapsi yaitu lonjakan Covid-19 dan fenomena hepatitis akut bagi anak-anak dan remaja.
“Pemerintah siap dengan semua skenario. Meskipun, kita cukup percaya bahwa kebijakan pelonggaran mudik tahun ini sudah tepat, risikonya cukup terukur dan termitigasi dengan baik,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Ahad, 8 Mei 2022.
Dia menjelaskan bahwa pemerintah telah mematangkan lagi prosedur penanganan jika terjadi lonjakan kasus penularan Covid-19. “Fasilitas-fasilitas kesehatan, SDM, obat, serta peralatan juga disiagakan. Maklum, mudik tahun ini memang berlangsung super meriah,” katanya.
Baca Juga: Kata Kemenkes soal Persiapan Transisi Pandemi ke Endemi Covid-19