TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto mendapat dukungan untuk maju di Pemilu pada 14 Februari 2024. Dukungan datang dari organisasi Pemuda Panca Marga (PPM) Jawa Barat. PPM merupakan wadah bagi keturunan para veteran kemerdekaan Indonesia.
Sekretaris PPM Jawa Barat, Budi Mahmud Saputra, menilai Hadi layak masuk ke dalam bursa calon Wakil Presiden untuk Pemilu 2024.
"Menakar dari kiprah dan prestasinya, dia pantas dan layak maju menjadi Wakil Presiden pada Pemilu 2024 nanti," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Maret 2022.
Budi berpendapat, mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) tersebut dianggap masih dibutuhkan negara. Terutama, untuk membantu pemerintah menumbuhkan sejumlah sektor pasca Covid-19.
Selanjutnya, menurut Budi, Hadi juga telah berperan dalam pengamanan Pemilu 2019. Hadi diklaim sukses membantu pemerintah menjaga situasi tetap kondusif dengan mencegah upaya provokatif pihak tertentu yang ingin memanfaatkan situasi karena tidak menerima hasil penetapan Pemilu.
Saat masih menjabat sebagai Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, juga dianggap berperan dalam kesuksesan PON XX di Papua.
"Jadi, wajar dan sangat rasional kalau Presiden Jokowi kemudian memberikan tugas lagi ke marsekal Hadi menjadi Komandan Lapangan MotoGP Mandalika untuk menyukseskan balapan motor kelas dunia itu," kata Budi.
Jokowi sebelumnya menunjuk Hadi sebagai komandan lapangan persiapan penyelenggaraan MotoGP Mandalika yang akan digelar pada Maret 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sejak akhir tahun lalu, Hadi sudah melakukan kunjungan ke Sirkuit Mandalika untuk melaksanakan tugas barunya.
Meski ada dukungan, nama Hadi tidak pernah masuk dalam nama-nama utama yang potensial maju di Pilpres 2024. Sigi sejumlah lembaga survei menyebutkan bahkan tak menyebutkan nama Hadi dalam hasilnya.
Nama Hadi sempat muncul pada survei yang digelar Politika Research & Consulting (PRC) pada November 2021. Akan tetapi elektabilitasnya hanya di bawah satu persen, yaitu 0,1 persen, sama dengan figur lain seperti Kepala Staf Presiden Moeldoko.
Dalam survei terbaru yang dikeluarkan oleh Y-Publica, nama Hadi Tjahjanto juga tak masuk ke dalam jajaran 15 tokoh politik yang berpotensi dipilih oleh masyarakat. Nama Panglima TNI Andika Perkasa yang menggantikan Hadi masuk dalam sigi itu meskipun elektabilitasnya hanya 0,1 persen.
Baca: Survei Y-Publica: Elektabilitas PDIP Tinggi, PAN dan PPP Terlempar dari DPR