Atas dasar situasi genting itulah, Presiden Soekarno memerintahkan Nasution untuk segera menerbitkan Surat Keputusan Kasad No. KPTS.1067/12/1960 pada 27 Desember 1960 yang berisi tentang pembentukan Caduad.
Selanjutnya, mulai dibentuklah enam kelompok kerja, di mana Mayjen TNI Soeharto ditunjuk sebagai Panglima Korra I Caduad.
Nama kesatuan yang dipimpin Soeharto ini kemudian berubah, dari Caduad menjadi Kostrad. Pada 11 Desember 1961, pemerintah Indonesia juga membentuk Dewan Pertahanan Nasional (Depertan).
Tiga hari setelahnya, Depertan melakukan sidang pertamanya dan melahirkan Komando Operasi Tertinggi (KOTI) yang dibawahi langsung oleh Presiden Soekarno.
Logo Kostrad. kostrad.mil.id
Tanggal 19 Desember 1961 bertepatan dengan pelantikan para taruna Angkatan Militer di Yogyakarta, Presiden Soekarno mencetuskan Trikora. Adapun isi daripada operasi Trikora ini meliputi:
- Gagalkan pembentukan negara papua di Irian Barat,
- Kibarkan bendera merah putih di Irian Barat,
- Siapkan diri untuk mengadakan mobilisasi umum.
Mayjen Soeharto yang sebelumnya memimpin Korra I Caduad diberi mandat untuk melaksanakan tugas operasi Trikora ini melalui Komando Mandala yang dibentuk Bung Karno.
Tugas kesatuan ini tak lain adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menggelar operasi militer untuk menggabungkan Papua Barat dengan Indonesia. Operasi sukses. Sejak itulah nama Kostrad mencuat sebagai komando yang disegani.
HARIS SETYAWAN
Baca : Apa Keistimewaan Seragam Baru TNI AD Selain Diciptakan Jenderal Andika Perkasa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.