TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok berbicara soal pandangannya terhadap pemimpin Jakarta yang ideal hingga mengupas permasalahan yang ada di daerah tersebut. Hal ini ia ungkapkan lewat akun YouTube pribadinya, Panggil Saya BTP.
Konten video berjudul EPS 1 A3-Ahok Jawab Pertanyaan Netizen tentang Jakarta itu menjadi konten pertamanya di akun tersebut tahun ini. Hal tersebut juga menjadi penanda dirinya akan kembali aktif dalam kanal YouTube pribadinya setelah terakhir mengunggah konten video pada November tahun lalu.
Sepanjang video tersebut, Ahok memberikan pendapatnya terhadap berbagai permasalahan Jakarta berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh netizen melalui kolom komentar di Instagram-nya.
Pada awal video, Ahok mengatakan bahwa dengan membuat konten tersebut ia berharap pendapatnya dapat dipertimbangkan oleh pemimpin Jakarta ke depannya.
"Saya berharap siapa pun yang bisa diberikan kepercayaan memimpin Jakarta, baik itu gubernur, tentu bisa memikirkan apa yang saya sampaikan ini bisa diterapkan atau tidak. Kalau bisa diterapkan tentu sangat baik," tutur Ahok yang merupakan mantan Komisaris PT Pertamina itu.
Ahok lalu menyinggung tentang sosok ideal untuk memimpin Jakarta. Menurut dia, hal terpenting bagi pemimpin Jakarta adalah berani mengeksekusi suatu program untuk solusi dari permasalahan di Jakarta.
"Popularitas itu tidak penting, hanya sementara. Bagi saya yang paling penting adalah melakukan eksekusi, sehingga kita meninggalkan Legacy bahwa yang kita kerjakan itu ada," jelas Ahok.
Adapun permasalahan yang dibahas mendalam oleh Ahok dalam episode perdana A3 atau Ask Ahok Anything tersebut adalah mengenai kemacetan, pembatasan kendaraan, banjir, kebijakan non aktivasi E-KTP, hingga tata kelola pemerintah Jakarta.
Untuk mengatasi kemacetan dan pembatasan kendaraan di Jakarta, Ahok mengungkapkan solusi yang bisa diterapkan pemerintah Jakarta yaitu dengan menerapkan superblock, yang pernah ia rencanakan dulu namun tidak sempat terealisasi.
"Untuk apa superblock? Saya berpikir banyak sekali keluarga muda, pasangan muda, suami istri kadang anaknya masih kecil, mereka harus menghabiskan waktu 4-5 jam untuk kerja, pulang pergi ini membuang energi, membuat hubungan sosial juga tidak baik, anak juga tidak punya waktu bermain dengan orang tua," jelas Ahok.
Menurut Ahok, dengan menerapkan superblock, Pemprov Jakarta juga bisa menawarkan apartemen dengan harga sewa murah kepada para pekerja. Sehingga berpengaruh pada kendaraan yang masuk ke ibu kota, selain kendaraan umum maka bisa dibuat nol.
Sementara terkait permasalah penonaktifan E-KTP yang tengah dilakukan oleh pemerintah Jakarta di bawah pimpinan Pj Heru Budi, Ahok turut melontarkan kritiknya. Ia menyebut kebijakan itu bukan hal yang sangat penting untuk dilakukan dan menilai bahwa hal tersebut justru sangat merepotkan masyarakat.
Pada akhir video berdurasi 23 menit 56 detik itu, Ahok menegaskan bahwa konten itu dibuat berdasarkan penilaiannya secara pribadi. "Sekali lagi ini adalah acara A3, ada jokes gitu ya, kalau A1 kan pasti gitu. Kalau A3, tentu kalau ada cara yang lebih baik dari cara yang saya tawarkan, tentu bisa disampaikan dan dikerjakan lebih baik," ucap Ahok.
Karena itu, Ahok mengharapkan pemimpin Jakarta selanjutnya bisa memberikan solusi yang lebih baik. "Nah ini pemikiran saya yang dulu tidak kesampaian. Semoga ini bermanfaat bagi semua orang, terutama yang bisa menjadi Gubernur Jakarta nanti," tutup Ahok.
Pilihan Editor: Kata Ahok soal Namanya Muncul di Bursa Pilgub DKI Jakarta