TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali unggul dalam survei yang dilakukan terhadap figur calon presiden (capres) potensial untuk Pemilu 2024. Kali ini, Ganjar berada di posisi teratas dari 11 figur Capres dalam survei Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia.
Keunggulan Ganjar dinilai tak lepas dari kerja politik yang sudah dilakukan sejak menjadi Gubernur Jawa Tengah mulai 2013, sebagai orang yang mau maju dalam Pilpres 2024. Lalu, Ganjar pun dinilai kerap dinilai sebagai suksesor Presiden Joko Widodo atau Jokowi dari PDI Perjuangan.
"Jadi lama sekali investasi politiknya, yang selalu dikaitkan dengan Pilpres," kata Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, dalam paparan hasil survei di Jakarta, Minggu, 6 Maret 2022.
Adi pun membandingkan Ganjar dengan nama capres potensial lain seperti Anies Baswedan yang baru menucat ketika jadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017. Lalu Ketua DPR Puan Maharani yang baru belakangan muncul setelah nama Ganjar melesat.
Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia melakukan survei pada Februari 2022 dengan meminta pandangan 207 tokoh atau Key Opinion Leader (KOL) di 34 provinsi pada Februari 2022. Ada 11 indikator penilaian, dari kepemimpinan politik, intelektualitas, sampai integritas moral.
Adapun urutan figur capres dengan perolehan tertinggi dalam rekapitulasi 11 indikator dalam survei ini yaitu sebagai berikut:
1. Ganjar Pranowo: 7,51 Persen
2. Anies Baswedan: 7,32
3. Menteri Pariwisata Sandiaga Uno: 7,2
4. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil: 7,14
5. Menteri BUMN Erick Thohir: 6,88
6. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto: 6,05
7. Panglima TNI Andika Perkasa: 6,69
8. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar: 6,54
9. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto: 6,41
10. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono: 6,31
11. Puan Maharani: 5,8
Sebelumnya, berbagai survei juga telah menempatkan Ganjar dalam posisi teratas. Pada survei Charta Politika yang diumumkan Desember 2021, elektabilitas Ganjar ada di posisi pertama. Dalam survei Indikator Politik yang diumumkan Januari 2022, elektabilitas Ganjar nomor dua di bawah Prabowo.
Adi menyebut berbagai hasil survei yang menempatkan Ganjar di posisi teratas ini juga dipengaruhi personifikasi yang dilakukan. "Kena langsung ke masyarakat, tak terlampau kaku, bahasa mudah dipahami, dan gampang pesan politiknya," kata Adi.
Selain itu, Ganjar dinilai bisa mengkonversi popularitasnya menjadi elektabilitas. Sebenarnya, kata Adi, popularitas Ganjar dan calon lain seperti Anies maupun Puan sama-sama 75 persen. Akan tetapi, ada saja di kelompok yang mengenal Anies dan Puan yang kemudian tak memilih keduanya. "Jadi beda dengan Ganjar," kata Adi.
Direktur Eksekutif Politika Research & Consulting Rio Prayogo menyebut survei 207 KOL ini bertujuan untuk melihat opini elit terhadap 11 figur Capres. Ternyata, kata dia, opini massa yang sudah sering muncul di berbagai survei memiliki kesamaan dengan opini elit.
Menurut Rio, salah satu yang berpengaruh ada gaya kepemimpinan dan cara Ganjar yang rajin mengomentari isu kebangsaan. Selain itu, Ganjar dinilai juga bisa memanfaatkan media sosial, sampai ke platform seperti Tiktok hingga berhubungan dengan para influencer. "Itu yang hari ini diminati publik Indonesia," kata dia.
Politika Research & Consulting dan Parameter Politik Indonesia menyebut metode survei ini dilakukan dengan pengukuran Skala Likerts. Rio menyebut kelebihan survei KOL terletak pada bobot pendapat atau penilaian narasumber karena ketokohannya.
Sebanyak 207 KOL ini berasal dari berbagai kalangan profesi di 34 provinsi. Rinciannya yaitu 33 perguruan tinggi, 35 media massa, 35 dunia usaha, 35 ormas keagamaan, 34 institusi budaya, dan 35 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Lima kriteria narasumber atau KOL pun dipakai dalam survei ini. Pertama bukan pengurus dan tidak terafilisasi dengan partai politik. Kedua, pendidikan minimal S1. Ketiga, memimpin institusi terbesar di level nasional atau provinsi, atau memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan opini publik.
Keempat, kepakaran akademisi dari unsur perguruan tinggi mencerminkan keberagamaan bidang ilmu. Kelima, sering menjadi narasumber media massa.
Baca: Urutan Buncit di Survei PRC-Parameter, Puan Maharani Dinilai Terlaku Kaku