TEMPO.CO, Jakarta - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Staquf mengumumkan maju sebagai calon ketua umum PBNU dalam Muktamar ke-34. Pernyataan itu ia sampaikan karena berkaca dari Pilpres 2019 di mana Rais Aam PBNU saat itu, Ma’ruf Amin, menjadi calon wakil presiden.
“Saya melihat keberhasilan mendudukan wapres di Pemilu lalu bisa mendorong para aktivis NU untuk mengulangi lagi,” kata Yahya kepada Tempo, Senin, 11 Oktober 2021.
Yahya merupakan mantan juru bicara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. YahyaCholilStaquf dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018.
Yahya Staquf berasal dari di Rembang, Jawa Tengah. Dia lahir pada 16 Februari 1966. Ia merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dan saat ini menjabat sebagai Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Yahya merupakan kakak dari Menteri Agama saat ini, Yaqut Cholil Qaumas. Mereka memang lahir dan besar dari keluar santri.
Pendidikan formal Yahya di Pesantren. Ia pernah menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak di Yogyakarta. Di jenjang perguruan tinggi, ia melanjutkannya pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Dia kerap menjadi pembicara internasional di luar negeri. Seperti pada Juni 2018, Yahya menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel menyuarakan menyerukan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang disebabkan agama.
"Kita sampai tidak mampu lagi membedakan bagaimana konflik ini bermula dan bagaimana seharusnya konflik ini diselesaikan," ujar Yahya dalam video yang diunggah di YouTube oleh AJC Global sebagai penyelenggara acara itu, Selasa, 11 Juni 2018.
Organisasi Islam terbesar, Nahdlatul Ulama, akan menggelar Muktamar ke-34 di Lampung, pada Desember 2021. Dalam hajatan besar PBNU itu, ada dua posisi yang akan ditentukan, yaitu rais aam pada level syuriah dan ketua umum pada level tanfidziyah.
HENDARTYO HANGGI | BERBAGAI SUMBER
Baca: Jadi Calon Ketua Umum PBNU, Yahya Staquf Tak Ingin Ada Capres dari NU