TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyatakan telah menonaktifkan DA, dosen Fakultas Teknik yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi.
“Saat ini DA sudah dinonaktifkan dari kegiatan akademik sampai proses selesai, baik bimbingan skripsi, akademik, dan mengajar,” kata Kepala Divisi Media Humas UNJ Syaifudin kepada Tempo, Jumat, 17 Desember 2021.
Syaifudin mengatakan, pihak fakultas sudah beberapa kali memanggil DA atas laporan dugaan pelecehan seksual. Saat ini, pihak fakultas masih melakukan investigasi. Selain DA, kata Syaifudin, pihak fakultas juga meminta keterangan dari para korban. Mereka adalah 3 alumni dan 1 mahasiswi.
Dari hasil investigasi ini, Syaifudin mengungkapkan bentuk pelecehan seksual yang terjadi antara DA dan korban dalam bentuk sexting atau menerima pesan melalui WhatsApp dengan nada tak senonoh.
“Belum didapat dari keterangan para korban kalau DA melakukan kekerasan seksual secara fisik. Jadi dari keterangan korban baru diketahui sexting saja,” katanya.
Menurut Syaifudin, pihak UNJ saat ini dalam proses pembentukan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di kampus. Jika sudah terbentuk, kasus DA akan dialihkan ke Satgas PPKS UNJ, termasuk mengumumkan sanksi yang akan dikenakan pada dosen tersebut.
Kabar seorang dosen UNJ diduga melakukan pelecehan seksual dengan mengirimkan chat bernada rayuan atau sexting ke mahasiswi viral di media sosial. Seorang warganet mengirimkan tangkapan layar percakapannya dengan dosen tersebut. Tangkapan layar itu dikirim dalam kolom balasan cuitan akun @AREAJULID mengenai chat mesum dosen dan mahasiswi.
Dalam tangkapan layar bukti dugaan pelecehan seksual ini DA, misalnya, mengucapkan "I Love U" kepada seorang mahasiswi UNJ yang meminta bimbingan. Bahkan dosen ini terang-terangan mengajak menikah korbannya. Kepada mahasiswi lainnya, DA bahkan memaksa agar bisa datang ke rumah korban.
Organisasi mahasiswa untuk kesetaraan gender dan antidiskriminasi, Space UNJ, menerima lebih dari 10 laporan dugaan pelecehan seksual usai kabar tersebut viral. Mayoritas mahasiswi mengadukan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan DA.