TEMPO.CO, Jakarta - Ketua PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan bahwa kepengurusan PBNU saat ini sejatinya bukanlah mandataris Muktamar Jombang 2015. Kepengurusan mandataris Muktamar ke-33, menurut dia, telah berakhir sejak pertengahan 2020.
“Kalau ada yang masih ngomong (pengurus saat ini) mandataris muktamar, itu kekeliruan yang perlu dikoreksi. Yang benar, kepengurusan perpanjangan yang diputuskan Konbes (konferensi besar) PBNU. Mandataris muktamar telah habis masa jabatannya,” kata Gus Ipul usai mengikuti Zoom persiapan Muktamar NU ke-34 Lampung bersama puluhan ketua PWNU se-Indonesia, Kamis, 2 Desember 2021, yang disampaikan secara tertulis.
Gus Ipul berujar merasa perlu menyampaikan hal tersebut karena masih ada yang mempertanyakan keabsahan mandataris Muktamar NU ke-33 di Jombang pada 2015. Sesuai AD/ART organisasi, tutur Gus Ipul, jabatan tertinggi di NU adalah jajaran syuriah yang dipimpin Rais Aam Miftachul Ahyar. “Ingat mandataris Muktamar Jombang berakhir tahun 2020. Kepengurusan sekarang itu perpanjangan, karena PBNU gagal menggelar muktamar pada 2020,” kata Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul kepengurusan PBNU hasil Muktamar Jombang harusnya berakhir pada Oktober 2020. Namun karena pandemi, Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar PBNU kala itu memutuskan untuk memundurkan Muktamar ke-34 pada Oktober 2021. Dengan pengunduran ini, kata Gus Ipul, artinya kepengurusan PBNU hasil Muktamar Jombang juga berakhir.
Setelah diundur hingga Oktober 2021, lagi-lagi PBNU tidak siap menggelar Muktamar ke-34. Sehingga hasil munas-konbes memundurkan lagi Muktamar Lampung hingga 23-25 Desember 2021. Namun, hingga kini PBNU belum memutuskan apakah akan jadi menggelar muktamar atau tidak. Apalagi pemerintah sudah memastikan akan menerapkan PPKM level 3 pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. “Ada yang ingin menunda nunda muktamar,” kata Gus Ipul.
Dalam pertemuan melalui Zoom pada Kamis siang, para ketua PWNU se Indonesia mayoritas menyetujui Muktamar NU ke-34 Lampung digelar 17 Desember 2021 sesuai perintah rais aam. “Rais Aam adalah jabatan tertinggi dan harus dihormati. Perintah Rais Aam jelas, jadi tidak ada alasan bagi PBNU untuk tidak mengikuti Rais Aam,” kata Ketua PWNU Sumatera Selatan Amiruddin Nahrawi.
“Ayolah kita fair. Jangan takut muktamar. Jangan hanya karena calon yang kalian dukung takut kalah, muktamar kalian undur-undur. Macam mana kalian ini berorganisasi,” ujarnya. Amiruddin mengklaim arus utama atau lebih dari 80 persen PWNU dan PCNU se Indonesia menghendaki regenerasi kepengurusan seperti yang disuarakan Gus Ipul .
Baca Juga: Gus Ipul Dorong Muktamar NU Dipercepat, PBNU: Jangan Buat Gaduh