TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan telah mendengar adanya komunikasi antara Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur Anwar Mansur dengan Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar berkaitan dengan jadwal pelaksanaan Muktamar NU ke-34 di Lampung.
Komunikasi itu merupakan tindak lanjut dari pertemuan ulama sepuh NU belum lama ini. "Saya dapat informasi, alhamdulillah Kai Anwar Mansur sudah berkomunikasi dengan Kai Miftachul Akhyar," kata Gus Ipul soal pertemuan sejumlah kai di Jakarta, Kamis, 25 November 2021.
Anwar Mansur yang menjadi bagian dari pertemuan tersebut, kata Gus Ipul, menyerahkan sepenuhnya semua tahapan termasuk jadwal muktamar kepada Rais Aam PBNU. Sebab, menurut Gus Ipul, Rais Aam pasti lebih paham masalah itu. "Jadi, Kai Anwar Manshur akan mengikuti semua apa yang akan diputuskan oleh Rais Aam sebagai pemegang komando PBNU," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Mengenai informasi bahwa ada sejumlah kiai senior yang menyarankan penyelenggaraan Muktamar NU ditunda hingga akhir Januri 2022, dinilai Gus Ipul sebagai sesuatu yang normal. Sebagai bentuk saran dan masukan, katanya, apa yang disampaikan para sesepuh NU harus harus dilihat sebagai dinamika normal menjelang muktamar. "Tentu saja, itu semua adalah dinamika yang normal. Itu akan menjadi saran dan harus diapresiasi," katanya.
Namun sesuai AD/ART, tutur Gus Ipul, Rais Aam memegang kendali sepenuhnya atas jalannya jam'iyyah NU. Dengan begitu, Gus Ipul mengajak semua pengurus, kader dan warga NU untuk menunggu apa yang akan jadi keputusan PBNU lewat arahan Rais Aam. "Kita yakin, keputusan Rais Aam akan jadi yang paling bisa dilaksanakan," katanya.
Sebelumnya beredar berita acara hasil pertemuan Masyayih NU di Jakarta pada Rabu kemarin, 24 November 2021. Pertemuan itu menghasilkan lima butir saran kepada pengurus. Pada poin ketiga, peserta pertemuan mengatakan bahwa idealnya Muktamar NU ke-34 dilaksanakan pada akhir Januari 2022 atau bertepatan dengan peringatan hari lahir NU ke-96.
Perserta pertemuan terdiri dari sembilan masyayih, yaitu Anwar Mansur (Jawa Timur), Abuya Muhtadi Dimyati (Banten), Tuanku Bagindo H Muhammad Letter (Sumatera Barat), Manarul Hidayat (Jakarta), Abun Bunyamin (Jawa Barat), Ahmad Haris Shodaqoh (Jawa Tengah), Abdul Kadir Makarim (Nusa Tenggara Timur), Muhsin Abdillah (Lampung), dan Farid Wadjdy (Kalimantan Timur). Mereka juga berharap Muktamar NU ke-34 dapat berlangsung dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan dan kebersamaan.
Baca Juga: Gus Ipul Dorong Muktamar NU Dipercepat, PBNU: Jangan Buat Gaduh