TEMPO.CO, Jakarta - Lapor Covid-19 menyatakan DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi dua provinsi dengan ekosistem situs provinsi data Covid-19 yang cukup baik. "Secara umum kedua provinsi tersebut menyajikan data dan informasi yang cukup compact dengan visualisasi yang informatif,” demikian pernyataan tim Lapor Covid-19 dalam keterangannya, Selasa, 30 November 2021.
Tim mengatakan Jakarta sudah konsisten menyediakan data Covid-19 dalam bentuk yang mudah diunduh, yakni google spreadsheet per tanggal dan hingga level kelurahan. Bahkan, kini sudah disajikan juga data perkembangan vaksinasi Covid-19 per tanggalnya.
Begitu pula situs Covid-19 Jawa Barat yang biasa dikenal Pikobar. Tim mengatakan data dan informasi yang disajikan cukup sistematis dan sangat terbuka bagi berbagai pihak yang ingin mengakses karena dapat diunduh dengan opsi format CSV, XLSX, dan bahkan API yang dapat mempermudah masyarakat dalam memanfaatkan data tersebut.
Meski begitu, tim Lapor Covid-19 menilai situs DKI dan Jawa Barat akan lebih baik lagi bila mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya, situs data berupa tabel data Covid-19 DKI Jakarta bernilai N/A dalam tingkat kelurahan kembali ditampilkan seperti format sebelumnya. Untuk Jawa Barat, tim menilai situs Pikobar belum konsisten mengutip sumber angka yang disajikan dalam tabel Covid-19 per wilayah.
Secara keseluruhan, tim Lapor Covid-19 mendapati bahwa pendataan kasus Covid-19 di daerah masih minim perbaikan di tengah ancaman gelombang ketiga penyebaran. “Selain tidak diperbarui, sejumlah situs daerah bahkan tidak aktif lagi,” katanya.
Tim LaporData LaporCovid-19 mengamati pendataan Covid-19 di daerah melalui laman Covid-19 provinsi. Setidaknya, kata mereka, terdapat empat parameter yang jadi penilaian, yakni pembaruan data setiap hari, kelengkapan data Covid-19, ketersediaan data historis, dan ketersediaan data diunduh untuk diolah lebih lanjut.
Untuk pembaruan data, berdasarkan pemantauan hingga 29 November 2021, tim menemukan hanya 20 situs provinsi yang rutin memperbarui data Covid-19 harian. Sementara 14 situs provinsi lainnya masih bermasalah.
Dalam aspek kelengkapan parameter Covid-19, tim memantau kasus konfirmasi yang terdiri dari kasus aktif, sembuh, dan meninggal, serta kasus probable meninggal. Dari parameter tersebut, ditemukan mayoritas situs provinsi menyediakan setidaknya angka kasus konfirmasi saja. Hanya 9 provinsi yang mengikutsertakan kasus probable meninggal dalam penyajian. Sedangkan enam situs provinsi lainnya karena situs tidak bisa diakses maka tidak bisa dinilai.
Berdasarkan situs provinsi yang menyediakan data historis Covid-19, tim menilai ada 18 provinsi yang belum menyediakan kanal data tersebut. Padahal, data historis penting untuk menganalisis tren perkembangan kasus secara sektoral dan sebagai pembanding dengan rilis dari situs pemerintah pusat atau Kementerian kesehatan.
Mengenai aspek ketersediaan data yang dapat diunduh, tim menemukan hanya 3 provinsi yang menyajikan hal tersebut, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Sumatera Barat. “Sementara, 90 persen situs provinsi di Indonesia tidak menyajikan data yang dapat diunduh. Hal ini menyulitkan peneliti untuk mengolah data,” ujar tim Lapor Covid-19.
Baca juga: Varian Baru Omicron, Lapor Covid-19 Sarankan Anak Belajar Daring
FRISKI RIANA