TEMPO.CO, Jakarta -Rina Emilda sudah mendampingi Novel Baswedan sejak 2003. Sejak saat itulah ia harus siap menghadapi segala hal terkait risiko pekerjaan suaminya. “Dari awal di polisi, suami sudah mengalami ancaman kerena pekerjaannya, terlebih sejak Mas NB bekerja di KPK,” katanya kepada Tempo.co.
Teror Selasa subuh, 11 April 2017, saat dua orang melakukan penyiraman air keras ke wajah Novel Baswedan seusai salat subuh. Dan, kemudian membuat rusak permanen matanya, sangat membekas bagi Emilda. “Banyak tantangan dan ganguan untuk memperjuangkan kebenaran tapi ini semua risiko yang diambil dalam perjuangan melawan kejahatan. Ini semua sudah pilihan, dan saya yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk mendapatkan kemuliaan,” kata Emilda.
Dan kini, dengan alasan tes wawasan kebangsaan yang menurut Komnas HAM dan Ombudsman RI bermasalah, suaminya harus menyudahi baktinya di lembaga antirasuah tempatnya berkantor sejak 2007. Emilda menganggap justru TWK yang melanggar hak suaminya. Dia mengatakan, suaminya disingkirkan lewat tes itu.
Emilda menceritakan perasaannya saat itu. “Ada rasa sedih karena ada perbuatan sewenang-wenang, tuduhan dan stigma yang tidak berdasar dan sangat tidak masuk akal kepada suami saya dan 57 pegawai KPK lain itu, mengingat orang-orang terbaik di KPK jutru malah disingkirkan,” ujarnya.
“Tapi di sisi lain, saya bangga karena suami saya dan rekan-rekannya tetap konsisten untuk menegakkan kebenaran keadilan dan berani melawan kedzaliman,” kata dia.
Emilda mengatakan hari-hari terakhir suaminya di KPK memang tidak mudah karena mengalami beberapa hal sekaligus yaitu menjadi korban kesewenang-wenangan dan pelanggaran HAM.
“Perjuangan pemberantasan korupsi dibajak, ada stigma yang dilekatkan seolah radikal, tidak Pancasilais dan lain-lain. Pengabdian di KPK yang hampir berjalan 15 tahun dicampakan begitu saja. itu semua menjadi beban yang tidak mudah,” ujar Emilda.
“Di sisi lain, suami saya tetap menjaga integritas membangun soliditas, menjaga semangat dan memperjuangkan harapan pemberantasan korupsi. Untuk semua itu, tentu saya sebagai istrinya terus memberikan semangat sebesar-besarnya,” kata dia, melanjutkan.
Emilda menceritakan sikapnya dan lima anaknya mengenai kondisi yang dialami Novel Baswedan. “Karena banyak hal sudah dilewati bersama, dan anak-anak sudah banyak tahu hal ini, maka mereka mengerti, memahami dan selalu mendukung abinya,” ujarnya.
Novel Baswedan pun mengatakan, “Keluarga saya menyerahkan pilihan kepada saya sepenuhnya, yang jelas kecewa dengan sikap pemerintah yang membiarkan Pimpinan KPK dkk yang terangan2 berani melanggar segala kaidah hukum. Keluarga saya juga mendukung bila saya mengambil jalan diluar pemerintahan, karena sikap pemerintah yang tidak mendukung upaya pemberantasan korupsi,” katanya.
Bagaimana rencana selanjutnya setelah Novel Baswedan tak lagi bekerja di KPK? “Mas NB akan tetap melanjutkan perjuangan antikorupsi di luar KPK, dan saya pribadi akan tetep melanjutkan menjalankan usaha yang selama ini saya jalankan. Kami tetep saling support,” kata Emilda. Ia pun menyampaikan, “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selalu mendukung dan mendokan suami saya dan rekan-rekannya. Harapan saya dan suami, pemberantasan korupsi tidak pernah padam,” kata dia.
Baca: Emilda Menjemput Novel Baswedan Hari Terakhir di KPK: Saya Bangga