TEMPO.CO, Jakarta - Pierre Tendean seharusnya berada di Semarang pada 30 September seperti tahun-tahun sebelumnya untuk merayakan hari kelahiran Maria Elizabeth Cornet, ibunya yang merupakan blasteran Belanda-Prancis. Tapi tidak di 1965, karena tugasnya untuk menjaga Jenderal .H. Nasution dia menunda untuk pulang ke Semarang.
Namun kedatangan Pembantu Letnan Dua (Pelda) Djaharup bersama satu kompi pasukan ke rumah dinas Nasution pada 1 Oktober 1965 dini hari bakal membawa duka bagi Maria. Anak laki-laki satu-satunya Maria itu dibawa dibawa ke Lubang Buaya karena disangka sebagai Nasution. Di pinggiran Jakarta Timur itu, Pierre menghembuskan napas terakhir bersama enam jenderal Angkatan Darat dalam peristiwa G30S.
Maria berduka. Ia sebenarnya ingin Pierre menjadi dokter seperti ayahnya. Namun Pierre memilih bergabung ke Akademi Teknik Angkatan Darat di Bandung pada 1958 dan menjadi tentara seperti cita-citanya sejak kecil.
Mengutip dari Majalah Intisari, duka yang mendalam atas kepergian Pierre membuat kesehatan Maria menurun dan terkena kanker hingga wafat pada 19 Agustus 1967. Kecintaan Maria pada Pierre tak pudar. Saat berziarah, Maria pernah memborong bunga sehingga seluruh makam anaknya tertutup dengan anggrek.
Kematian Pierre memberi duka mendalam pula bagi Nurindah Rukmini Chaimin. Selepas pendidikan militer di 1961, Pierre ditugaskan menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan. Buku Sang Patriot: Kisah Sang Pahlawan Revolusi menyebutkan Pierre bertemu dengan Rukmini saat bertugas di sana pada 1963.
Rukmini menjadi pujaan hati walau Pierre sempat menolak dicomblangkan oleh dua sejawatnya, Satrijo Wibowo dan Setijono Hadi. Rukmini adalah putri sulung Raden Chamim Rijo Siswopranoto seorang pengusaha terkemuka di Sumatera Utara.
Di 31 Juli 1965, Pierre mendampingi Nasution dalam tugas peninjauan di Medan. Kesempatan ini Pierre bertemu kembali dengan Rukmini sekaligus membicarakan rencana pernikahan yang sedianya akan berlangsung di November pada tahun yang sama. Pertemuan ini menjadi yang terakhir bagi Rukmini.
Kematian Pierre Tendean menyimpan duka mendalam bagi Rukmini. Butuh bertahun-tahun bagi Rukmini untuk memulihkan perasaannya, baru pada 1972 menikah dengan seorang karyawan bank dan dikaruniai 3 orang anak dan 5 cucu sampai akhir hanyatnya 27 Juli 2019.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca juga:
Museum AH Nasution, Peluru di Tembok Saksi Bisu Tragedi G30S