TEMPO.CO, Jakarta - Nama Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution mendadak muncul dalam pusaran polemik hilangnya 3 patung tokoh TNI pada diorama di Museum Kostrad. Dikenal sebagai jenderal religius di TNI yang menghafal Al Quran.
Tiga patung yang hilang itu menggambarkan Soeharto dan SarwoEdhiWibowo disaksikan AH Nasution menyusun stretegi menumpas gerombolan pemberontak yang menamakan diri mereka G30S. Gerakan ini menurut versi sejarah resmi punya kaitan dengan elite Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Karena itulah, ketika tahu tiga patung itu hilang dari Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Jakarta, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menuduh PKI tengah menyusup di dalam tubuh TNI.
Gatot mempermasalahkan hilangnya diorama tersebut dan melayangkan tudingan bahwa TNI Angkatan Darat atau AD telah disusupi oleh PKI.
Namun, Markas Kostrad menyangkal pernyataan Gatot yang juga pernah menjabat Pangkostrad tersebut.
Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Infanteri Haryantana dalam siaran persnya menyatakan Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad.
"Tapi, pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata Haryantana, Senin, 27 September 2021.
Siapakah Letjen TNI Purnawirawan Azmyn Yusri Nasution?