Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kematian Mengenaskan RM Suryo Gubernur Jawa Timur Pertama di Hutan Sonde Ngawi

Reporter

image-gnews
Gubernur Jawa Timur pertama, RM Suryo. Wikipedia
Gubernur Jawa Timur pertama, RM Suryo. Wikipedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 10 September, merupakan tanggal wafat Gubernur Jawa Timur pertama, Ario Suryo atau biasa disebut Gubernur Suryo. Nama lengkapnya Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo, ia lahir di Magetan, Jawa Timur pada tanggal 9 Juli 1898. Dilansir dari laman p2k. Itbu.ac.id, Gubernur Suryo adalah pahlawan nasional dan Gubernur Jawa Timur pertama dari tahun 1945 - 1948.

Iwan Lubis dalam artikelnya berjudul Biografi Gubernur Suryo mengatakan bahwa pendidikan Suryo ditempuh di OSVIA dan Bestuurs School. Ia juga pernah mendapat pendidikan polisi di Sukabumi.

Suryo mengawali karir ketika bekerja sebagai pamong praja di Ngawi, kemudian menjadi mantri di Madiun, dan pada masa penjajahan sebagai bupati Magetan. Pada masa penjajahan Jepang, Suryo diangkat sebagai syucokan (residen) di Bojonegoro. Suryo kemudian diangkat menjadi Gubernur pertama Jawa Timur setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Peran Gubernur Suryo dalam perjuangan Indonesia adalah ketika ia membuat akad genjatan senjata dengan komandan pasukan Inggris yang kala itu dijabat oleh Brigadir Jenderal Mallaby di Surabaya pada tanggal 26 Oktober 1945. Sayang, genjatan senjata ini gagal hingga menewaskan Jenderal Mallaby.

Kematian Mallaby membuat Inggris naik pitam hingga mengultimatum rakyat Surabaya untuk menyerahkan semua senjatanya paling lambat tanggal 9 November 1945. Gubernur Suryo, yang diberi wewenang oleh Soekarno, memutuskan menolak ultimatum tersebut dan dengan tegas berpidato, “Arek-arek Suroboyo akan melawan ultimatum Inggris hingga darah penghabisan,” kata Suryo seperti dikutip dari laman p2k.itbu.ac.id. Sikap tegas Gubernur Suryo menyebabkan apa yang kita kenal saat ini dengan Pertempuran Surabaya melawan Inggris. 

Sayang, tokoh berani seperti Gubernur Suryo, yang tegas membela bangsanya sendiri meninggal di tangan saudara sebangsanya. Setelah menghadiri peringatan 10 November di Yogyakarta, Suryo ingin pulang ke Madiun dalam rangka menghadiri empat puluh hari wafatnya adik beliau yang dibunuh anggota PKI.

Bung Hatta, mengingatkan agar Suryo membatalkan niatnya tersebut mengingat situasi yang belum stabil. Suryo tetap bergeming dan berangkat bersama dua ajudannya, Mayor Soehardi dan sopirnya, Letnan Soenarto.

Sejak awal keberangkatannya, situasi sudah menunjukkan tanda-tanda tidak baik. Ban mobil mereka sempat pecah, kehabisan bensin, bahkan sempat dua kali kembali ke titik keberangkatan. Dalam perjalananya itu, Residen Solo, Diro, sempat menahan beliau untuk bermalam di kediamannya. Diro juga mengingatkan Suryo untuk tidak melanjutkan perjalananya ke Madiun. Suryo menolak dan tetap gigih melanjutkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hingga sampai di Desa Bogo Kedunggalar, Ngawi, mobil Suryo dicegat oleh gerombolan anggota PKI yang dipimpin Maladi Yusuf. Mereka disuruh turun dan dibawa ke Hutan Sonde, dan kemudian dibunuh secara kejam.

Empat hari kemudian, jenazah Suryo ditemukan oleh penduduk di sekitar Kali Kakah Dukuh Ngandu, Desa Bangunrejo Lor Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi. Masyarakat kemudian melapor, dan diteruskan hingga ke Bupati Madiun yang merupakan sepupu Suryo, Kusnendar. Dari Kusnendar, berita kematian Suryo menyebar dengan cepat.

Dilansir dari buku Sri Sutjiatiningsih berjudul "Gubernur Suryo, Pahlawan Nasional", untuk menghargai jasanya, Gubernur Jawa Timur pertama Suryo kemudian diangkat menjadi Pahlawan Nasional dan dibangun monumen yang dinamakan “Monumen Suryo” di dukuh Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi.

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Baca: Kota Tua Surabaya dari Pertempuran Surabaya ke Instagram

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari-hari Jokowi di Solo, dari Menerima Kunjungan Forsa IKN hingga Undang Calon Kepala Daerah

6 hari lalu

Warga menyambut kedatangan Presiden ketujuh RI Joko Widodo saat menuju kediamannya di kawasan Tugu Makutha, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 20 Oktober 2024. Joko Widodo pulang ke Kota Solo, Jawa Tengah, setelah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa bakti 2024-2029. ANTARA/Maulana Surya
Hari-hari Jokowi di Solo, dari Menerima Kunjungan Forsa IKN hingga Undang Calon Kepala Daerah

Jokowi menerima kunjungan Forsa IKN serta memberi arahan pada pasangan calon wali kota-wakil wali kota.


Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

7 hari lalu

Margono Djojohadikusumo. WIkipedia
Alasan Kakek Presiden Prabowo Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Sebuah lembaga riset dan konsultasi menyatakan, kakek Presiden Prabowo layak menjadi pahlawan nasional.


43 Tahun Bung Tomo Berpulang, Jejak Salah Satu Ikon Pahlawan Nasional

29 hari lalu

Bung Tomo dalam rapat umum di Malang, April 1947. Dok Tempo/IPPHOS
43 Tahun Bung Tomo Berpulang, Jejak Salah Satu Ikon Pahlawan Nasional

Bung Tomo meninggal dunia 43 tahun yang lalu pada 7 Oktober di Arab Saudi. Berikut perjuangan salah satu ikon pahlawan nasional asal Surabaya.


HUT TNI ke-20 Berkabung Duka, Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S 1965

29 hari lalu

Kondisi Monumen Pancasila Sakti menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Monumen Pancasila Sakti disterilkan untuk persiapan upacara 1 Oktober.  TEMPO/Ilham Balindra
HUT TNI ke-20 Berkabung Duka, Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S 1965

Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi korban G30S 1965 bertepatan dengan hari ulang tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau HUT TNI ke-20.


Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

33 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.


Deretan Hari Nasional pada Oktober 2024, Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, hingga Hari Uang Nasional

34 hari lalu

Kondisi Monumen Pancasila Sakti menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Monumen Pancasila Sakti disterilkan untuk persiapan upacara 1 Oktober.  TEMPO/Ilham Balindra
Deretan Hari Nasional pada Oktober 2024, Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, hingga Hari Uang Nasional

Serangkaian peringatan hari nasional pada Oktober. Ada Hari Kesaktian Pancasila, Hari Batik Nasional, Hari Sumpah Pemuda hingga Hari Batik Nasional.


Setahun Setelah G30S Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

34 hari lalu

Kondisi Monumen Pancasila Sakti menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Menjelang Hari Kesaktian Pancasila, Monumen Pancasila Sakti disterilkan untuk persiapan upacara 1 Oktober.  TEMPO/Ilham Balindra
Setahun Setelah G30S Penetapan Hari Kesaktian Pancasila

Setiap 1 Oktober diperingati sebagai hari Kesaktian Pancasila, bagaimana asal-usulnya?


Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

35 hari lalu

Presiden ke-2 Soeharto. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Usulan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Tuai Protes dari Berbagai Pihak

Protes soal pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto disampaikan Amnesty Internasional Indonesia, parpor, hingga pelopor Aksi Kamisan.


Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

35 hari lalu

Mantan Presiden Soeharto bersama anak-anak. Youtube.com
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ketahui Syaratnya Menurut Undang-Undang

Aturan pemberian gelar pahlawan nasional tertuang dalam Pasal 25 dan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009


Letak Makam Ade Irma Suryani, Putri AH Nasution yang Jadi Korban G30S

35 hari lalu

Makam Ade Irma Suryani Nasution di Kompleks Kantor Wali Kota Jakarta Selatan - Foto dok. S, Dian Andryanto
Letak Makam Ade Irma Suryani, Putri AH Nasution yang Jadi Korban G30S

Ade Irma Suryani meninggal akibat tembakan oleh pasukan Cakrabirawa yang kala itu memburu ayahnya, AH Nasution pada peristiwa G30S 1965.