TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia mengalami peretasan dan serangan digital. Serangan ini diduga terjadi karena mereka akan menggelar unjuk rasa menolak Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang digelar di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu, 16 Juni 2021.
Koordinator Media BEM SI, Muhammad Rais menjadi salah satu korban. Dia menceritakan pagi tadi tiba-tiba datang 4 pesanan lewat aplikasi Gojek ke alamatnya. Padahal, dia mengaku tidak pernah mendaftarkan nomornya ke aplikasi itu.
Dia terpaksa harus membayar pesanan yang tak pernah dilakukannya itu. "Datang atas nama saya, ke alamat saya, mau tidak mau harus bayar hampir Rp 800 ribu," kata Rais di sela aksi demo di sekitar Gedung KPK, pada Rabu sore, 16 Juni 2021.
Rais mengatakan teror berlanjut. Pukul 09.00 WIB pagi tadi, nomor WhatsApp-nya dan Instagram-nya diambil alih. Dia menduga pelaku peretasan menggunakan lokasi di Singapura. Beberapa waktu kemudian, giliran email-nya yang ini diretas. Peretasan ke akun email-nya gagal, namun akun WA dan IG belum bisa dipulihkan. "Hingga kini WA dan IG saya belum kembali," kata dia. Rais mengatakan bukan dia sendiri yang mengalami peretasan, koordinator BEM SI, kata dia, juga mengalami peristiwa serupa.
Rais menduga peretasan terhadap sejumlah mahasiswa terjadi karena aksi yang mereka gelar. Mahasiswa menggelar aksi untuk mendukung 75 pegawai komisi antirasuah yang disingkirkan lewat tes wawasan kebangsaan. Aksi itu rencananya dilakukan di depan Gedung Merah Putih, KPK. Tetapi, jalan dari arah Gedung Allianz ditutup oleh polisi sehingga puluhan mahasiswa hanya bisa melakukan orasi di jalan sekitar 100 meter dari KPK.
Dari arah jalan sebaliknya, ada juga massa demo yang menyuarakan mendukung Ketua KPK Firli Bahuri. Awalnya pengunjung rasa pendukung TWK ini juga disekat oleh polisi di depan Hotel Royal Kuningan. Namun, kemudian mobil komando mereka diperbolehkan maju hingga mendekati massa aksi dari BEM SI.
Baca juga: Ini Daftar 22 Pegawai KPK yang Disuruh Pimpinan Ikut Tes Kebangsaan Lagi