TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku baru mengetahui alasan Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang, menolak jabatan di Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Hal ini baru diketahui Jokowi saat ia menghadiri Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura periode 2019-2024, di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2020.
"Saya juga jadi tahu tadi juga disampaikan di dalam layar mengapa Pak Oso tidak bersedia jadi Wantimpres. Baru tahu saya," kata Jokowi saat memberi sambutan.
Alasan pertama, kata Jokowi, adalah bertentangan dengan undang-undang. Seorang anggota wantimpres, tak boleh merangkap sebagai pimpinan partai politik. Sedangkan Oso, saat ini menjabat sebagai ketua umum yang terpilih secara aklamasi.
Oso sebenarnya bisa melepas jabatannya di Hanura, demi masuk menjadi Wantimpres. Namun hal ini ditolak Oso. Jokowi pun mengambil kesimpulan kedua terkait alasan Oso itu, setelah melihat Oso memimpin pengukuhan pengurus DPP Hanura, hari ini.
"Alasan yang kedua karena Pak Oso lebih mencintai Hanura dibanding duduk di wantimpres. Baru tahu saya juga," kata Jokowi.
Atas dasar itu, Jokowi meyakini jika Partai Hanura memiliki modal seperti ini, maka Hanura bisa menjadi partai yang lebih besar dari sekarang. Hari ini saja, Hanura sudah menunjukkan besarnya partai mereka, dengan adanya anggota DPRD di seluruh tanah air, yang mencapai 807 orang.
"Kalau Partai Hanura dikelola secara profesional dan penuh dengan kecintaan seperti yang ditunjukkan oleh Oso, saya yakin Partai Hanura akan jadi partai besar," kata Jokowi.