TEMPO.CO, Jakarta-Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno melihat, penyebab kerusuhan di Papua Barat adalah persoalan ekonomi. Kemarahan masyarakat, kata dia, disulut oleh ketimpangan kesejahteraan.
Menurut Sandiaga, Papua belum merasakan kemerdekaan ekonomi, padahal sumber daya alamnya melimpah. Menurut data yang ia paparkan, penduduk miskin di Papua lebih banyak 28 persen dibanding di Jakarta. “Terang saja orang marah,” ujar Sandiaga di Gedung Juang 45, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis 22 Agustus 2019.
Sandiaga mengatakan sejak 2014 hingga 2018, kemiskinan di Papua meningkat hampir 60 ribu orang. Sehingga, ucap dia, Papua dan Papua Barat menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi. “Dua Provinsi Papua dengan kemiskinan tertinggi di Indonesia,” tutur Sandiaga.
Sandiaga berujar, Papua butuh perhatian serius. Persoalan kesejahteraan harus dinomor satukan, pendidikan menjadi prioritas. “Ini yang harus kita fokuskan kedepan,” katanya.
Situasi di Papua Barat belakangan memanas. Masyarakat turun ke jalan, memblokir dengan kayu, dan membakar ban. Ketegangan ini setidaknya terjadi di beberapa kota seperti Manokwari, Sorong, Fakfak. Diduga kerusuhan itu merupakan ekses dari tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang.
FIKRI ARIGI