TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Penuntut Umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sidang kasus suap Kepala Lapas Sukamiskin Wahid Husein mengatakan belum bisa memastikan apakah status Inneke Koesherawati akan naik dari saksi menjadi tersangka.
Baca: Suap Mobil untuk Kalapas Sukamiskin, Inneke: Saya Tak Tahu Hukum
Istri Fahmi Darmawansyah itu baru saja menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus suap Kalapas Sukamiskin Wahid Husein yang berlangsung di Pengadilan Negeri Bandung, Jalan RE Martadinata, Bandung, Rabu, 19 Desember 2018.
"Kita lihat aja nanti. Kan untuk menaikkan orang dari saksi sampai tersangka itu minimal ada dua bukti awal, kemudian ada dasar hukumnya. Kami harus ada rapat juga kemudian kami lihat kepentingannya juga," kata Jaksa KPK, Ikhsan Fernando kepada Tempo seusai sidang, Rabu, 19 Desember 2018.
Dalam kesaksiannya, Inneke mengatakan turut membantu Fahmi mencari hingga membeli satu unit mobil double cabin 4x4 Mitsubishi Triton. Mobil itu diberikan Fahmi kepada Wahid Husein. Namun, Inneke mengaku tidak tahu bahwa membantu suaminya untuk memberikan hadiah mobil itu merupakan pelanggaran hukum.
"Intinya selalu kita ngomong undang-undang. Kan dalam konteks hukum korupsi ya, Undang-Undang Tipikor Nomor 31 tahun 1999 kan dengan diundang-undangkan pasti harus sudah tahu. Kalau dibilang tidak tahu, itu kan hak dia," kata Ikhsan.
Baca: Inneke Koesherawati Risih Hakim Tanya Frekuensi ke Bilik Asmara
Ikhsan pun mengatakan status Inneke sebagai seorang istri pasti mau tidak mau menjadi pertimbangan untuk mau membantu Fahmi. Ketaatan Inneke kepada suami menjadi alasan tersendiri kenapa Inneke membantu Fahmi.
"Tapi yang namanya sebagai seorang istri, tahu nggak tahu mungkin pertimbangan dia. Kalau disuruh suami tahu nggak tahu kan silakan dia," ucapnya.
Disinggung ihwal peran Inneke dalam pemberian mobil itu, Ikhsan mengatakan Inneke memang berperan langsung dalam proses pemberian mobil Triton oleh Fahmi kepada Wahid.
"Kalau pembelian itu kan ada dengar sendiri tadi. Saya nggak bilang besar-kecil, kan itu relatif. Tapi yang penting perannya ada, baik Inneke dan Ike (Rahmawati) ada. Besar-kecil itu relatif dari sudut mana kita memandangnya," ujarnya.