TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif menyebut ada skenario besar di balik insiden pemasangan bendera hitam di rumah pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Sihab, di Arab Saudi. "Ada skenario besar memfitnah beliau," kata Slamet di kantor Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Jakarta, Jumat, 9 November 2018.
Baca: Rizieq Shihab Dilepas Pihak Keamanan Arab Saudi dengan Jaminan
Slamet mengatakan, ada sejumlah kejanggalan terkait pemasangan bendera hitam dan penangkapan itu. Ia menyebutkan, hilangnya CCTV di depan rumah Rizieq. Kemudian, bendera yang ditempel di dinding rumah Rizieq ada logo ISIS. "Tapi anehnya yang viral di Indonesia bendera tauhid yang hitam itu," katanya.
Selain itu, kejanggalan lainnya adalah ada pihak yang sudah siap memotret foto bendera itu dan menyampaikannya kepada Kedutaan Besar RI di Arab Saudi, lalu diviralkan. "Habib Rizieq belum sampai ruang pemeriksaan, tapi beritanya sudah viral," kata dia.
Menurut Slamet, pentolan FPI itu kini telah melapor kepada Kepolisian Arab Saudi mengenai fitnah yang menimpanya. Sebab, kata Slamet, Kerajaan Arab Saudi selama ini sudah begitu baik terhadap Rizieq, seperti melindungi dan memberikan kenyamanan. Sehingga, Slamet menilai fitnah tidak datang dari pihak kerajaan Arab Saudi.
Kendati begitu, Slamet enggan menunjuk pihak yang dicurigai sebagai pemfitnah Rizieq. Ia memilih untuk menunggu hasil pengusutan Kepolisian Arab Saudi atas fitnah itu. "Itu haknya Kepolisian Saudi Arabia yang mengusutnya. Kita tunggu saja," ujarnya.
Simak: Dituduh Intervensi Rizieq Shihab, BIN: Saudi Negara Berdaulat
Penangkapan terhadap Rizieq Shihab berawal saat Kepolisian Mekkah mendatangi tempat tinggalnya pada 5 November 2018 pukul 08.00 waktu setempat. Polisi memeriksa singkat kediaman Rizieq karena diketahui adanya pemasangan bendera hitam yang mengarah pada ciri-ciri gerakan ekstremis. Belakangan kepolisian Arab Saudi melepas Rizieq Shihab.