TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengucap kata politikus sontoloyo saat membagikan sertifikat tanah untuk rakyat di Jakarta pada Selasa, 23 Oktober 2018.
Baca juga: Jokowi Sebut Politikus Sontoloyo, Timses: Silakan yang Merasa
Baca Juga:
Jokowi mengaku keceplosan saat mengucapkan kata sontoloyo itu."Saya gak pernah pakai kata-kata itu, karena udah jengkel ya keluar. Saya sebetulnya bisa ngerem tapi karena udah jengkel ya gimana," katanya saat membuka Pertemuan Pimpinan Gereja dan Pimpinan Perguruan Tinggi Agama Kristen Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 24 Oktober 2018.
Kejengkelan ini, kata Jokowi, akibat banyak politikus yang rela menghalalkan segala cara, seperti adu domba dan fitnah demi merebut kekuasaan tiap menjelang pemilihan umum. Ia menilai tingkah para politikus ini merusak kerukunan yang terjalin di tengah masyarakat.
Jokowi menjelaskan Indonesia sejatinya sudah lama tidak memiliki masalah soal perbedaan dan kerukunan di tengah masyarakat. Sejak meraih kemerdekaan, jika dinilai, maka persatuan bangsa Indonesia mendapat poin A dan membuat bangsa lain terkagum-kagum. "Kalau di perguruan tinggi sudah cumlaude," ucapnya.
Amien Rais
Ketua MPR periode 1999-2004, Amien Rais dalam paparannya saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 26 Juli 2018. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Kata sontoloyo juga pernah digunakan mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais. Saat berbicara di Pengajian Jelang Romadon (Pajero) di Alun-alun Banjarnegara pada Mei 2018 lalu, Amien Rais mengatakan pemimpin yang tak memikirkan rakyat tapi menjadi agen kekuatan asing adalah pemimpin sontoloyo.
Amien saat itu mengatakan pemimpin saat ini tidak berhasil. Sebabnya, janji-janji yang pernah diucapkan dahulu tak sesuai dengan kenyataan. Saat itu Amien menyebut soal lapangan pekerjaan dan mobil nasional yang tak kunjung terwujud.
AHMAD FAIZ