TEMPO.CO, Palu - Gempa bumi yang mengguncang Kota Palu pada 28 September 2018 membuat ribuan rumah mengalami kerusakan berat hingga roboh. Infrastruktur pun terdampak.
Baca: Pemerintah Kota Palu Terima Komitmen Bantuan Rp 1,6 Miliar
Salah satu infrastruktur yang paling tampak kerusakannya adalah jalan raya. Sepanjang Jalan Balai Kota II menuju Jalan Sam Ratulangi, Jalan Moh Yamin, hingga Jalan MT Haryono yang dilalui Tempo pada Kamis, 11 Oktober 2018 siang, permukaan jalan terlihat penuh patahan. Tampak patahan yang berongga kecil hingga berjarak lebih-kurang 3 sentimeter.
Patahan ini membuat penunggang sepeda motor merasakan sensasi terguncang saat melintasinya. Bahkan, pengendara yang tidak sigap mengerem kendarannya akan oleng bila patahan yang dilalui cukup lebar.
Salah satu pengendara ojek daring, Andi Ishak, mengatakan umumnya pengendara motor berhati-hati saat malam hari. "Kami, pengojek, tidak berani narik malam karena bahaya," katanya saat ditemui Tempo di Palu, Kamis, 11 Oktober 2018.
Andi menunjukkan salah satu jalan yang rusak di kawasan KH Ahmad Dahlan. Jalanan tersebut patah hingga salah satu sisinya amblas. Jenjang sisi patahan satu dan lainnya mencapai 10 sentimeter hingga membuat pengendara harus hati-hati saat melintas.
Baca: Panas Terik, Pengungsi Gempa Palu Terkenang Rumah yang Nyaman
Menurut Andi, patahan jalanan di Palu ini belum seberapa dibandingkan dengan jalur menuju Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi. "Di pegunungan, Sigi sana, lebih parah patahannya," ujar Andi.
Saat gempa terjadi 28 September lalu, Andi mengisahkan ia sedang berkendara di jalan raya sekitar Kota Palu. Goncangan hebat sebesar 7,4 skala Richter membuat ia hilang keseimbangan hingga roboh ditimpa kendaraan.
Ia juga menyaksikan para pengendara motor di jalanan Kota Palu terjatuh saat gempa. Mereka terpelanting ke tepi jalan. Ada pula yang terpeleset karena patahan.