TEMPO.CO, Jakarta - Tepat pukul 17.02 WIT pada 28 September 2018, terjadi gempa bumi dahsyat di Sulawesi Tengah, yang belakangan lebih populer disebut Gempa Palu.
Beberapa wilayah terdampak bencana ini, yaitu Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Mountong. Dalam catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa tersebut berkekuatan 7,7 skala Richter dan berpusat di ,18 Lintang Selatan dan 119,85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala.
Tentu gempa ini menjadi ingatan pilu, khususnya bagi puluhan ribu warga yang terdampak. Betapa mengerikan dalam ingatan mereka kejadian bencana tersebut. Bahkan mungkin saja masih ada yang berusaha berdamai dengan traumanya setelah kehilangan banyak hal dalam hidupnya. Apalagi bencana gempa bumi ini diikuti oleh likuifaksi dan tsunami.
Bencana ini dapat menjadi pengingat kita untuk selalu waspada di mana pun berada. Kewaspadaan ini bukan hanya saat terjadi bencana, tetapi harus dibangun jauh sebelum bencana terjadi.
Data-data ini dapat menjadi gambaran dan pengetahuan guna mempersiapkan diri menghadapi bencana.
Jumlah Korban Jiwa, Pengungsi, dan Rumah yang Rusak
Dalam sebuah bencana tentunya sangat sukar menghindari kerugian. Apalagi bencana itu merupakan akumulasi beberapa fenomena alam. Masyarakat Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Mountong tidak langsung pulih setelah bencana tersebut. Aliran listrik yang mati, kesulitan pangan, air bersih, dan kebutuhan primer lainnya adalah kenyataan yang dihadapi setelah bencana. Belum lagi bayang-bayang bencana susulan yang mungkin saja terjadi lagi.
Hal yang lebih menyedihkan dari becana ini adalah catatan PBB yang menyatakan ada setidaknya 4.845 orang meninggal, 172.999 pengungsi, dan 110.214 rumah yang rusak. Tentu fakta ini sangat berpengaruh pada hidup masyarakat sekitar di waktu itu hingga kini.
Belum lagi catatan tersebut belum ditambah kenyataan bahwa ada beberapa orang yang hilang begitu saja setelah bencana ini terjadi. Namun, dalam keadaan seperti itu bantuan terus saja datang dan meringankan beban masyarakat. Salah satu bantuan datang dari Tzu Chi yang membangun 3.000 hunian untuk korban bencana tersebut.
Total Kerugian Bila Dikonversi ke Rupiah
Kerugian fisik akibat bencana gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami yang terjadi di Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Mountong tentu dapat dikonversi ke dalam bentuk rupiah untuk mempersiapkan pemulihannya.
Tercatat total kerugian akibat bencana multi dimensi ini adalah Rp 18,48 triliun dengan rincian Kota Palu sebesar Rp 8,3 triliun, Kabupaten Sigi sebesar Rp 6,9 triliun, Kabupaten Donggala sebesar Rp 2,7 triliun, dan Kabupaten Parigi Mountong sebesar Rp 640 miliar.
M. ROBY SEPTIYAN | JULI HANTORO | EKA YUDHA SAPUTRA
Pilihan editor: Fenomena Likuifaksi di Gempa Palu 5 Tahun Lalu, Mengenal Apa Itu Likuifaksi