TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Romahurmuziy mengakui penanganan bencana tsunami Palu dan gempa Donggala, Sulawesi Tengah yang dilakukan pemerintah belum efektif di golden moment ini. Golden moment yang disebut Romi, sapaan Romahurmuziy, ialah periode 4x24 jam sejak terjadinya bencana.
Baca juga: Korban Jiwa Gempa dan Tsunami Palu Nyaris 1.000 Orang
"Belum (efektif), karena Presiden sudah menyampaikan sejak hari pertama beliau mengunjungi Palu bahwa penanganan ini akan melibatkan waktu yang kurang lebih seminggu dan itu belum tentu akan efektif," kata Romi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2018.
Romi mengatakan, Presiden Joko Widodo pun mengakui penanganan pasca gempa Donggala dan tsunami Palu sulit lantaran lumpuhnya birokrasi di sana. Selain itu, Donggala dan Sigi pun terisolasi lantaran tertutupnya akses darat ke daerah tersebut. Tim pencarian dan pertolongan (SAR) baru mulai membuka akses jalan darat untuk melakukan evakuasi per kemarin, Senin, 1 Oktober 2018.
Selain evakuasi via darat yang sulit, lanjut Romi, jalur udara pun masih terbatas. Selain rusaknya landasan-landasan pesawat terbang, masyarakat pun mendesak memenuhi bandara untuk terbang keluar dari Palu.
"Kita tahu persis bagaimana reaksi masyarakat yang ingin segera keluar dari Palu menjadikan operasional bandara di sana yg masih sangat terbatas juga lumpuh," ujar anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat ini.
Romi pun meminta agar pemerintah membuka akses seluas-luasnya untuk berbagai bantuan internasional. Dia juga mengusulkan agar birokrasi penerimaan bantuan tak dipersulit. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini berujar, yang terpenting saat ini ialah gotong royong membantu para korban gempa Donggala dan tsunami Palu.
"Koordinasi berbelit sudah jadi trademark masyarakat internasional kepada negara kita, karena itulah saya serukan agar birokrasi ini dipersangatmudahkan agar masyarakat internasional yang akan membantu cukup memberitahukan, bukan lagi meminta izin," ujarnya.
Baca juga: Daftar Hoaks Selama Tsunami Palu yang Beredar Versi Kominfo
Tsunami melanda Palu dan Donggala pada Jumat, 28 September lalu. Tsunami menerjang setelah gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang daerah tersebut. Kepala Penerangan Daerah Militer atau Kapendam XIII/Merdeka Kolonel Infantri Muh. Thohir mengatakan, berdasarkan laporan Korem 132 Tadulako per 1 Oktober 2018 hingga pukul 18.00, korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami Palu telah mencapai 925 orang.
Per kemarin, pemerintah Indonesia membuka pintu bagi dunia internasional yang ingin menyalurkan bantuan. Setidaknya sepuluh negara sudah bantuan untuk kebutuhan korban.