TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengunjungi Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 30 September 2018. Lokasi itu yang paling parah akibat guncangan gempa Palu berskala 7,4 SR pada Jumat, 28 September lalu.
Kedatangannya disambut masyarakat, Jokowi berbincang dengan mereka. Jokowi menyampaikan harapannya agar masyarakat bersabar menghadapi bencana gempa dan tsunami Palu. "Saya harap masyarakat sabar semua. Saya tahu banyak persoalan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat, termasuk berkaitan dengan komunikasi," kata Jokowi seperti dikutip dalam keterangan tertulis dari Biro Pers Sekretariat Presiden, Ahad, 30 September 2018.
Baca: Ada 170 Gempa Susulan Pasca Tsunami Palu
Palu saat ini, ujar Presiden, dalam kondisi darurat karena akses komunikasi dan transportasi yang terputus. Bantuan pangan dan air, misalnya, terhambat karena bandara di Palu belum sepenuhnya siap digunakan untuk pendaratan pesawat. Pasokan bahan bakar minyak (BBM) juga terhambat karena jalanan yang rusak. Dia memperkirakan BBM baru akan tiba ke lokasi dua hari mendatang.
Penerangan di lokasi pun terbatas lantaran baru tujuh gardu listrik yang hidup. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kondisi listrik padam menyebabkan jaringan komunikasi di Donggala dan sekitarnya tidak dapat beroperasi.
Baca: Jalur Komunikasi Putus, Jokowi Tinjau Langsung Korban Gempa Palu
Menurut BNPB, terdapat 276 base station yang tidak dapat digunakan. Operator komunikasi terus berusaha memulihkan pasokan listrik secara darurat. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan langkah-langkah penanganan untuk memulihkan komunikasi yang putus.
Kepada masyarakat, Jokowi menuturkan sudah mengirim alat berat dari Mamuju, Gorontalo untuk menangani dampak gempa dan tsunami Palu. "Kita berdoa semoga lancar alat-alat berat sampai ke sini nanti malam."
Simak: Pengungsi Gempa dan Tsunami Palu ...
Presiden Jokowi berjanji akan terus mengikuti setiap perkembangan terkait penanganan pascabencana tsunami dan gempa Palu ini. "Ini akan terus saya ikuti, semua akan kembali." Setelah normal, pemerintah akan merehabilitasi dan merekonstruksi rumah-rumah.