TEMPO.CO, Jakarta - Wakil ketua umum partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan inisiasi gerakan #2019PrabowoPresiden muncul karena belum ada sebuah gerakan yang bertujuan mensosialisasikan pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno untuk pemilihan presiden 2019.
Baca: Polri Tak Permasalahkan Sahnya Gerakan #2019PrabowoPresiden
Bahkan, setelah Prabowo dan Sandiaga resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), menurut Sufmi, belum ada sebuah gerakan yang mempunyai tujuan sama seperti #2019GantiPresiden. "Karena itu saya dan kawan-kawan berpikir, ya sudah, kami bikin saja #2019PrabowoPresiden, untuk mensosialisasikan visi dan misi," tutur Sufmi kepada Tempo, Selasa, 11 September 2018.
Dalam pilpres 2019, ada dua pasangan calon yang akan berlaga. Prabowo dan Sandiaga akan bertarung melawan calon inkumben Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin. Sebelum dan sesudah pendaftaran calon presiden 2019 ke KPU ditutup pada 10 Agustus 2018, muncul gerakan pro dan kontra Jokowi.
Baca: Gerindra Minta Menkumham Tak Berpolitik soal #2019PrabowoPresiden
Gerakan #2019GantiPresiden merupakan salah satu gerakan anti-Jokowi yang ramai di media sosial dan dideklarasikan di berbagai daerah. Aksi ini menuai banyak pertentangan dan penghadangan, bahkan hingga melibatkan aparat keamanan di beberapa daerah.
Munculnya penolakan terhadap gerakan #2019GantiPresiden di daerah bukan menjadi alasan dibentuk gerakan baru #2019PrabowoPresiden. Meski demikian, ia berujar gerakan #2019PrabowoPresiden harus memiliki dasar hukum atau legal formal yang cukup agar tidak menuai permasalahan. "Kalau kami punya wadah dengan legal formal yang cukup, kami pikir bisa punya argumen pada pihak kepolisian," ujarnya.