TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi, Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menuding pihak oposisi yang gencar menyuarakan #2019GantiPresiden ingin mengacukan pemilihan umum 2019. Ia menuturkan para tokoh gerakan ini sedang membuat 'bom bersumbu panjang' yang siap meledak.
Baca: Mardani Sebut Kegiatan #2019GantiPresiden Bakal Terus Berjalan
"Memang dia sengaja membuat bom dengan sumbu yang panjang biar pada sampai waktunya meledak," kata Ali di ruang wartawan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.
Ali menganggap pihak oposisi bakal menghalalkan segala cara untuk merebut kekuasaan. "Mengacaukan pemilihan umum, membubarkan pemilihan umum supaya negara kacau, dan dengan kacau inilah supaya mereka menggunakan segala macam cara untuk berkuasa," tuturnya.
Politikus Partai Golkar itu berujar tujuan mengacaukan pemilu sudah terlihat dari pemilihan diksi dalam gerakan #2019GantiPresiden. Menurut dia, kalimat itu menggambarkan bahwa pada 1 Januari 2019 pukul 00.00 sudah harus ada pergantian presiden, meski pemilihan umum baru berlangsung tiga bulan kemudian.
Ali hakulyakin pendapatnya benar lantaran pernah duduk di Komisi Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat. Selain itu, saat pemilihan presiden 2014 dia menjabat sebagai direktur politik Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. "Jadi langkah-langkahnya ngerti, nggak usah bercanda dengan itu," ucapnya.
Baca: Pengamat Imbau Jokowi Tak Blunder Soal #2019GantiPresiden
Ia menuturkan kubu oposisi sedang kalang-kabut karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'ruf Amin sebagai bakal calon wakil presidennya. Pilihan Jokowi ini, kata Ali, membuat oposisi tidak bisa lagi menyerangnya dengan politik identitas.
"Mereka kalang kabut cari diksi, cari narasi apalagi yang bisa diserang. Tidak ada yang lain kecuali #2019GantiPresiden. Makan itu kau punya hashtag," ucapnya.