TEMPO.CO, Jakarta - Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid, putri presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, mengunjungi mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Senin, 20 Agustus 2018. Ahok mendekam di penjara karena dinyatakan terbukti bersalah melakukan penodaan agama terkait dengan surah Al Maidah ayat 51.
Baca: Isu Ahoker Golput di Pilpres 2019 Dianggap Permainan Opini
Yenny kemudian menceritakan kunjungannya itu di akun Instagram pribadinya, @yennywahid, Rabu dinihari, 22 Agustus 2018. Yenny mengatakan banyak hal yang dibicarakan dalam pertemuannya dengan Ahok. Banyak pula cerita yang mereka bagi berdua.
“Dia tak berubah, tetap banyak bercerita, walau sekarang makin banyak hikmah dan wisdom yang keluar dari mulutnya. Termasuk cerita tentang perjuangannya untuk mengatasi dirinya sendiri,” tulis Yenny dalam akun Instagram-nya, seperti dikutip pada Rabu.
Baca: Beroleh Tambahan Remisi 2 Bulan, Ahok Bisa Bebas Januari 2019
Si Kokoh yang tetap bersemangat tinggi, begitu Yenny menyebut Ahok, tetap ingin berjuang untuk negeri. “Bagaimana sikapnya dalam pilpres nanti? Tunggu saja, dia pasti akan bercerita pada kita semua,” ujar Yenny.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) bersama dengan mantan Gubernur DKI, Ahok, mengantar Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 12 Desember 2014. TEMPO/Subekti.
Aktivis Islam itu juga mengunggah tulisan tangan Ahok yang berisi pesan untuk Yenny Wahid. Beberapa di antaranya mengingatkan Yenny agar meneruskan perjuangan untuk perikemanusiaan, toleransi, dan keadilan. "Contohlah seperti Gus Dur, jangan takut kehilangan jabatan dengan melanggar kebenaran dan keadilan,” tulis Ahok.
Baca: Pengamat Nilai Ahoker Tak Akan Golput di Pilpres 2019, Sebab ...
Mantan Bupati Belitung Timur tersebut baru saja mendapatkan remisi 2 bulan pada Hari Kemerdekaan Indonesia ke-73. Ahok, yang divonis 2 tahun penjara, mulai menjalani hukumannya pada 9 Mei 2017.
Kebebasan Ahok dari penjara ditunggu-tunggu banyak pihak, begitu pula dengan sikapnya di pilpres 2019. Sebab, suara para Ahokers (sebutan untuk pendukung Ahok) dianggap memiliki basis massa yang cukup besar sehingga menjadi rebutan paslon yang akan bertarung di pilpres 2019.