TEMPO.CO, Jakarta - Mantan calon presiden Anies Baswedan menyampaikan terima kasih kepada anak-anak muda yang telah memberi warna baru pada pilpres kali ini. Menurut dia, anak-anak muda telah menjadikan pilpres 2024 menyenangkan, mencerahkan, dan tidak kalah penting adalah mencerdaskan.
“Kampanye yang membuat kita mendapatkan perspektif baru tentang apa arah Indonesia ke depan,” ujar Anies dalam video Sikap AMIN Terhadap Putusan MK yang diunggah di akun youtube @Anies Baswedan pada Senin, 22 April 2024.
Mantan Gubernur Jakarta itu kemudian berpesan untuk tidak putus asa pada proses politik. “Proses politik sering nampak kotor dan berujung pada kekacauan, tapi jangan sampai itu semua membuat kita berputus asa pada proses politik. Begitu banyak cita-cita besar yang dapat diperjuangkan melalui jalan politik,” kata Anies.
Apabila kondisinya masih mengecewakan, menurut Anies, ini menjadi tanda dan pengingat bahwa perlu semakin banyak yang berjuang di jalan politik. "Ini adalah panggilan mereka-mereka yang berintegritas, yang menjunjung tinggi etika, yang memikirkan tentang masyarakat tentang negara, tentang rakyat, untuk mau masuk di wilayah politik,” kata dia. “Bawa kompetensinya, bawa integritasnya. Dorong, jangan menyerah dan jangan putus asa.”
Dia pun mengatakan jalan perjuangan masih terbentang panjang, sepanjang usia republik Indonesia. “Masih terbetang jalan pengabdian untuk melakukan perubahan bagi keadilan bagi kesejahteraan bagi kemakmuran kita semua,” kata Anies.
Hal tersebut, menurut Anies, dibutuhkan kemauan untuk terlibat dalam proses politik. “Mari kita jalan terus untuk perjuangan ini. Tetap semangat, jaga stamina, perjuangan masih panjang," ujarnya.
Mahkamah Konstitusi atau MK telah memutuskan menolak permohonan sengketa pemilihan presiden atau Pilpres yang diajukan oleh paslon nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Hal ini diucapkan oleh Ketua MK Suhartoyo saat membacakan amar putusan dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum atau PHPU Pilpres pada hari ini, 22 April 2024 di Gedung MK, Jakarta Pusat.
"Amar putusan. Mengadili, menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," kata Suhartoyo sambil mengetuk palu sidang.
Kendati demikian, tak seluruh hakim MK memiliki suara bulat. Ada tiga hakim konstitusi yang memiliki pendapat berbeda atau dissenting opinion, yaitu Saldi Isra, Arief Hidayat, dan Enny Nurbaningsih.
YOHANES MAHARSO
Pilihan Editor: Respons Gibran soal Putusan Sengketa Pilpres: Tunggu Arahan Pak Prabowo
