TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghadiri acara silaturahmi organisasi Solidaritas Ulama Muda Jokowi (SAMAWI) di Sentul International Convention Centre, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 10 Juli 2018.
Jokowi tiba sekitar pukul 19.30 WIB dan mengenakan kemeja batik berwarna hitam yang senada dengan kopiahnya. Kedatangannya pun langsung disambut dengan meraih oleh ribuan pengunjung yang memadati Hall B Sentul International Convention Centre, pada Selasa malam, 10 Juli 2018.
Baca juga: Ngabalin Sebut Jokowi Beri Isyarat Soal Cawapres Malam Ini
Dalam kunjungannya itu, Jokowi didampingi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Koordinator Staf Khusus Presiden, Teten Masduki.
"Kehadiran Bapak Jokowi dalam agenda silaturahmi nasional dan deklarasi ini, merupakan semangat baru bagi Samawi untuk terus memperjuangkan tujuan dan cita-cita didirikannya," kata Sekretaris Jenderal Samawi Aminuddin Ma’ruf.
Aminuddin mengatakan bahwa kegiatan ini dihadiri sekitar 15 ribu ulama muda dari 10 wilayah. Jokowi juga diagendakan bershalawatan bersama ribuan ulama muda tersebut, serta dimeriahkan oleh Ustadz Hadi, Puja Syarma, Veve Zulfikar dan Ghania Paramuda.
Selain acara silaturahmi, Aminuddin mengatakan Samawi juga bakal menggelar deklarasi dukungan terhadap Jokowi dalam pemilihan presiden 2019. Ia menyebutkan setidaknya ada dua alasan yang menjadi kesepakatan para ulama muda mendukung Jokowi dua periode. Yakni terkait hal keagamaan, Jokowi dinilai sebagai pemimpin yang pro dan peduli dengan umat beragama, khususnya muslim.
Baca juga: JK: Dukungan TGB Menambah Dukungan ke Jokowi
"Jokowi hampir selalu menyempatkan diri hadir di berbagai agenda besar yang dihelat oleh banyak organisasi Islam yang ada di Indonesia," katanya.
Alasan kedua, Aminuddin menyebutkan terkait pembangunan nasional. Jokowi, kata dia, dinilai telah mampu membangun Indonesia di berbagai daerah, terutama luar pulau jawa, dengan tanpa melupakan pembangunan di Pulau Jawa. Menurut dia, hal ini sesuai dengan prinsip keagamaan Islam Indonesia yaitu almuhafadzatu ‘ala qadimish shalih wal ahdu bil jadidil aslah.
"Yang dalam kontek pembangunan manusia dapat dimaknai melaksanakan pembangunan-pembangunan baru yang lebih bermanfaat dan bermaslahah, tanpa melupakan pembangunan lama yang juga bermashlahah," ujarnya.