TEMPO.CO, Jakarta - Mantan ibu negara Ani Yudhoyono mengatakan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menjabat memberi rambu-rambu agar ibu negara tidak berpolitik praktis.
"Tidak boleh berpolitik praktis. Saya tidak boleh hanya mementingkan parpol di mana Pak SBY berada," ujar Ani Yudhoyono dalam peluncuran buku Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati di Jakarta, Minggu, 8 Juli 2018.
Baca juga:
Ulang Tahun ke-65, Ani Yudhoyono Unggah Foto di Instagram
Gemar Fotografi, Ani Yudhoyono Sebut Bermula Lihat Kertas Ajaib
Untuk itu, saat mulai menjadi ibu negara, Ani Yudhoyono mengundurkan diri dari posisi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat yang sudah diembannya selama dua setengah tahun.
Selain tidak berpolitik praktis, rambu-rambu dari SBY kepadanya saat itu adalah untuk tidak berkecimpung dalam bisnis karena akan menyita waktu dan perhatian.
Selain itu, SBY mendukungnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap positif, inspiratif, dan bermanfaat.
Ani Yudhoyono menekankan tugas paling utama sebagai seorang ibu negara adalah berada di samping presiden untuk memberikan semangat serta dukungan moril dan membantu memelihara kondisi presiden setiap hari.
Baca juga: Ulang Tahun Ke-65, Ani Yudhoyono Unggah Foto di Instagram
"Saya total menjalankan tugas sebagai ibu negara saat itu," kata Ani Yudhoyono.
Dalam buku itu, perempuan yang baru saja berulang tahun ke-66 itu membeberkan hal-hal penuh gejolak dan emosi yang dilalui sehingga membutuhkan kekuatan fisik dan batin selama bekerja dalam buku setebal 539 halaman itu.
Dalam kesempatan tersebut, SBY membenarkan apa yang disampaikan oleh Ani Yudhoyono mengenai rambu-rambu yang diberikannya serta mendukung istrinya merumuskan sendiri hal yang paling baik dan relevan.
"Saya katakan yang penting jangan bisnis dan politik praktis. Paguyuban istri para menteri dan wakil menteri, jajaran kabinet dari berbagai kalangan dan parpol banyak, maka tolong dipastikan bebas politik praktis," ucap SBY.