TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak cukup tinggi untuk maju dalam pemilihan presiden 2019. Elektabilitas Anies dalam survei tak sampai 1 persen.
Elektabilitas Anies masih di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) ataupun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. "Kalau sebagai capres, elektabilitasnya di bawah Prabowo dan Jokowi," ujar Djayadi di Cikini, Jakarta, Sabtu, 30 Juni 2018.
Baca: Pilpres 2019, PDIP: Ada yang Ingin Memecah Jokowi dengan Koalisi
Dalam survei yang dilakukan SMRC pada akhir tahun lalu, elektabilitas Anies berada pada kisaran 0,5 persen. Angka tersebut masih kalah jauh di bawah Jokowi dengan 38,9 persen serta Prabowo dengan 10,5 persen.
Elektabilitas Anies juga masih rendah dibanding beberapa tokoh lain. Anies masih kalah dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan elektabilitas 1,4 persen dan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Gatot Nurmantyo dengan 0,8 persen.
Djayadi mengatakan Anies Baswedan memiliki elektabilitas cukup baik, jika maju sebagai cawapres. Dia menilai elektabilitas bekas Menteri Pendidikan itu berada di atas 10 persen.
Baca: Zulkifli Hasan: PAN Tentukan Koalisi Pilpres 2019 di Injury Time
"Kalau sebagai cawapres, dia tinggi sama dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gatot Nurmantyo," ujarnya. "Tingginya belasan persen, tidak sampai 50-an."
Meski begitu, menurut Djayadi, Anies Baswedan memiliki potensi untuk maju dalam pemilihan presiden 2019. Anies cukup memiliki peluang untuk maju dari kubu Prabowo Subianto.
Djayadi mengatakan ada dua kemungkinan cara untuk Anies maju ke pilpres 2019. Cara pertama, kata dia, Anies dapat maju sebagai cawapres Prabowo. "Sedangkan cara kedua, dia (Anies) nyalon dengan Prabowo tak maju," katanya.
Baca: Fadli Zon Sebut Jusuf Kalla Bisa Jadi King Maker di Pilpres 2019
Namun, menurut Djayadi, Anies akan sulit untuk maju sebagai capres tanpa sokongan Prabowo. Sebab, sebelumnya Anies bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta atas dukungan dari mantan Komandan Jenderal Kopassus itu. "Kalau dia nyalon sendiri, dia dianggap mengkhianati Prabowo," ucapnya.
Ia menambahkan, jika Anies Baswedan maju tanpa dukungan Prabowo, kemungkinan besar dia akan kalah telak dalam pilpres. Sebab, dua saingan Anies, yaitu Prabowo dan Jokowi, merupakan dua tokoh yang punya elektabilitas tinggi.
"Kalau Anies maju Prabowo maju, Anies akan digebuki oleh dua calon, yaitu Prabowo dan Jokowi," tuturnya. "Makanya, Anies kalau maju harus dari kubu Prabowo, kalau tidak dia akan kalah sendiri."
AHMAD FAIZ