TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman tak menampik kemungkinan partainya akan mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Anies-Aher menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pemilihan presiden 2019. Sohibul menjelaskan politik masih cair menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Saya berharap kalau nanti itu terjadi, dia (Anies) adalah calon presiden dari Gerindra dan cawapres-nya (Aher) dari PKS," ujar Sohibul di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS pada Selasa, 26 Juni 2018.
Baca juga: Fadli Zon Tak Anggap Serius Ide PKS Usung Anies-Aher di Pilpres
Menurut Sohibul, wacana itu muncul karena adanya dinamika di lapangan dan juga aspirasi dari kader PKS yang disampaikan melalui Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. "Semua aspirasi tentu akan dipertimbangkan di majelis syuro," ujar Sohibul.
Sohibul menceritakan, wacana itu bermula dari pembicaraan biasa di kalangan kader PKS. "Mereka bilang, kalau Pak Anies mau cabut dari Gubernur DKI, sayang kalau cuma jadi cawapres, sekalian aja jadi capres," ujar Sohibul. "Sebab, dulu perjuangannya jadi Gubernur DKI kan susah,".
Pembicaraan itu kemudian ditanggapi serius dan dianggap masuk akal. "Wajar saja disampaikan, tapi yang jelas keputusan PKS sebelumnya tetap mengajukan yang sembilan nama itu, nama Pak Anies enggak ada di situ," ujar Sohibul.
Baca juga: Fadli Zon: Gerindra Tunggu Jokowi Umumkan Cawapres
Sebelumnya, Majelis Syuro PKS memutuskan mengajukan sembilan kadernya untuk pemilihan presiden 2019. Sembilan nama itu adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al Jufri, Tifatul Sembiring, Al Muzzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera. Nama Anies Baswedan tidak masuk karena dia bukan kader PKS.
PKS hingga saat ini belum menentukan arah koalisi di Pilpres 2019. Dalam banyak koalisi di Pilkada serentak 2018, PKS mesra dengan Gerindra dan Partai Amanat Nasional.
Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal mengatakan, pihaknya tidak menampik peluang besar untuk berkoalisi dengan Gerindra. "Gerindra itu adalah mitra koalisi kami yang selama ini sudah membangun kebersamaan yang luar biasa," ujar Mustafa kepada Tempo di lokasi yang sama.