Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sang Pendobrak Stigma Negatif Para Penyandang Tunanetra

image-gnews
Tutus Setiawan, penerima penghargaan SATU Indonesia Awrads 2015, mampu mendobrak stigma negatif para penyandang Tunanetra. (Foto: Dok. Astra)
Tutus Setiawan, penerima penghargaan SATU Indonesia Awrads 2015, mampu mendobrak stigma negatif para penyandang Tunanetra. (Foto: Dok. Astra)
Iklan

Diskriminasi sosial adalah masalah yang seringkali dihadapi oleh para penyandang disabilitas. Salah satu yang banyak menerima perlakukan demikian dari lingkungan sosialnya adalah para tunanetra. Dunia memang terlihat gelap bagi mereka, kesulitan pun sudah pasti mereka temui saat menjalani hari-hari. Belum lagi berbagai anggapan dari masyarakat, mulai belas kasihan hingga ejekan yang meremehkan. Namun, harapan akan selalu ada meskipun dalam kegelapan.

Tutus Setiawan (35 tahun), seorang penyandang tunanetra yang berasal dari Surabaya. Meskipun ia sudah mengalami kebutaan sejak umur 8, tapi semangatnya untuk terus berjuang dalam menjalani kehidupan tidak akan pernah padam. Bahkan, pendidikan S2 pun telah berhasil ia selesaikan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Satu hal penting yang menjadi keinginan Tutus adalah mendobrak stigma di masyarakat tentang keterbatasan para tunanetra. Biasanya penyandang disabilitas penglihatan dianggap tidak mampu eksis di masyarakat, terbatas dalam aktifitas, dan hanya bisa bekerja di sektor informal seperti tukang pijat, guru, atau pemain musik. Tutus berkeyakinan sebaliknya, baginya tunanetra memiliki potensi yang sama dan berhak menjalani kehidupan layaknya para manusia normal.

Akhirnya, pada tahun 2003 Tutus pun mulai mendirikan sebuah komunitas untuk membantu berbagai permasalahan diskriminasi terhadap para tunanetra. Hal ini pun berlanjut dengan didirikannya Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT) yang menjadi wadah bagi para penyandang tunanetra di Surabaya untuk belajar dan berlatih meningkatkan kemampuan agar bisa lebih eksis di masyarakat. Mereka diberi berbagai kegiatan yang tidak umum bagi penyandang tunanetra mulai dari pelatihan Master of Ceremony (MC) hingga pengenalan dunia teknologi informasi. Tidak hanya keahlian dan pengetahuan saja yang diasah, tetapi juga mental para tunanetra untuk dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan masyarakat.

Salah satu keunggulan tunanetra di LPT binaan Tutus adalah keinginan kuat untuk mengembangkan diri walaupun mereka punya keterbatasan fisik penglihatan. Mereka berusaha untuk tidak bergantung pada bantuan orang lain dan punya semangat tinggi untuk merubah stigma negatif di masyarakat tentang para penyandang tunanetra.

Tutus Setiawan adalah salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2015 dan kisah selengkapnya dapat Anda ikuti di website www.satu-indonesia.com .

BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

22 Agustus 2018

Mari ikut serta dalam SATU Indonesia Awards 2018 dan berkarya bersama membangun
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

Jika Anda adalah insan muda yang ingin berkontribusi dan bermanfaat bagi masyarakat, jangan sampai lupa mendaftar SATU Indonesia Awards 2018.


Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

21 Agustus 2018

A’ak Abdullah Al-Kudus, penerima apresiasi untuk kategori Lingkungan.
Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

Pemuda-pemudi ini adalah pelopor SATU Indonesia Awards sejak awal hingga kesembilan kalinya diselenggarakan pada 2018 ini.


Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

20 Agustus 2018

SATU Indonesia Awards 2018 dipersembahkan bagi generasi muda Indonesia yang memiliki semangat tinggi memajukan masyarakat.
Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

Undangan pendaftaran satu Indonesia awards (SIA) 2018.


Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

18 Agustus 2018

Rusmawati
Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

Pendidikan adalah kebutuhan dasar warga pesisir Serdang Bedagai yang penting untuk diperhatikan berbagai pihak.


Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

17 Agustus 2018

Ratna Indah Kurniawati
Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

Penderita kusta seharusnya diberi perhatian dan pengobatan, bukan penilaian yang berujung pengucilan.


Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

16 Agustus 2018

Heri Chandra Santosa
Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

Mulai dari sebuah komunitas, Heri Chandra Santosa membawa sastra untuk dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.


Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

15 Agustus 2018

Dewan juri Satu Indonesia Award 2018
Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

Para calon peserta diharapkan mendaftar selambat-lambatnya tanggal 22 Agustus 2018 mendatang.


Manfaat Besar dari Tanaman Liar

14 Agustus 2018

Hayu Dyah Patria
Manfaat Besar dari Tanaman Liar

Hayu ingin memerangi kekurangan gizi di masyarakat dengan pemanfaatan tanaman liar.


UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

13 Agustus 2018

Pendaftaran Satu Indonesia Award 2018
UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018


Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

11 Agustus 2018

11 Agustus 2018. Andi Taufan Garuda Putra.
Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

Salah satu keterbatasan yang dialami masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam usaha perbaikan taraf hidup adalah ketidaktersediaan modal.