TEMPO.CO, Jakarta - Empat anak mantan presiden RI, yakni Puan Maharani, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, Ilham Habibie dan Yenny Wahid, mengenang bersama keadaan 20 tahun lalu saat terjadi reformasi.
"Kami memiliki keuntungan memotret orang tua yang memimpin dan memiliki andil serta peran penting menggagas reformasi," kata Putra Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, AHY dalam acara "Memperingati 20 Tahun Reformasi" di Jakarta, Senin, 21 Mei 2018.
Baca juga: AHY Sebut Dirinya Bukan Produk Rekayasa SBY
Selain memiliki kesamaan sebagai anak mantan orang nomor satu di Indonesia, AHY mengatakan mereka berkontribusi secara positif untuk masyarakat dan negara dengan jalur mengabdi masing-masing.
Reformasi yang dikenal mengubah Indonesia selamanya itu, dinilainya dapat menjadi pengingat untuk mengenang dan mengambil pelajaran berharga oleh generasi selanjutnya.
Pada 1998 saat terjadi reformasi, AHY mengaku masih tingkat dua Akademi Militer dan melihat apa yang terjadi di Jakarta melalui televisi.
"Saat melihat kami tahan napas. Terjadi perubahan fundamental yang mengubah ABRI, yang kini dikenal TNI. TNI melepas fungsi sosial politiknya," kenang dia.
Baca juga: SBY: Reformasi Bisa Terjadi Lagi, Jika 4 Amanah Tak Dijalankan
Dalam kesempatan tersebut, Putri Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani mengenang saat terjadi reformasi dirinya akan menikah dan sempat dihalang-halangi sehingga membuatnya susah.
Namun, sembari berkelakar, ia mengatakan waktu itu memprotes agar masalah pribadi untuk menikah dipisahkan dengan masalah politik.
"Kita berkumpul bukan saling menyalahkan dan mengingat duka 20 tahun lalu," ucap Puan.