TEMPO.CO, Jakarta-Sosok Amien Rais banyak diperbincangkan dalam diskusi bertajuk Menyoal Distorsi Fakta Sejarah Reformasi 98 di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN), Jakarta Selatan, Rabu 9 Mei 2018. Kegiatan ini diadakan oleh Komite Pemenangan Pemilu Nasional (KPPN) Dewan Pimpinan Pusat PAN.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah yang menjadi salah satu pembicara menilai Amien Rais adalah bapak reformasi dan memiliki komitmen kepada sistem. "Pak Amien bikin partai, bertarung dengan yang lain. Berani di depan umum," kata dia.
Fahri juga bercerita tentang peran Amien Rais saat reformasi 1998. Pada 19 Mei, kata dia, mereka mengumumkan akan pawai kebangkitan nasional esok harinya di Monumen Nasional (Monas). Malamnya mereka keliling Monas dan melihat begitu banyak tentara. Amien pun meminta aksi itu dibatalkan karena bisa berbahaya.
Baca: Gatot Nurmantyo Bela Amien Rais soal Bicara Politik di Masjid
Pada dini hari, mereka mengadakan konferensi pers untuk membatalkan agenda pawai itu. "Pengawasan Monas begitu ketat, tentara begitu banyak, tapi DPR kosong. Mahasiswa yang hendak ke Monas belok ke DPR, terjadilah akumulasi massa ke DPR. Di situ ada panggung," ujar Fahri.
Keesokan harinya, atau 21 Mei 1998, Presiden Soeharto pun menyatakan mundur setelah desakan itu. Menurut Fahri, ketika Soeharto mundur, Amien digoda luar biasa. "Pak Amien disiapkan jadi presiden. Tapi apa, seorang Amien Rais, dia tidak mau. Dia bikin partai politik," ucapnya.
Menurut Fahri, Amien Rais mempersilakan B.J. Habibie untuk menjadi presiden dan Amien memilih berada di luar menjadi lawan tinju. Habibie dia ibaratkan sebagai pemain bertahan. Sedangkan Amien, kata Fahri, berada dari luar melakukan serangan-serangan supaya demokrasi di negara ini sehat. "Coba bayangkan orang seperti Pak Amien memilih membentuk PAN yang sebetulnya banyak dinamikanya. Ide melahirkan PAN adalah ide seorang reformis," ujarnya.
Simak: Fahri Hamzah: Tiga Partai Paling Memanfaatkan Jokowi, Siapa?
Fahri berujar Amien banyak dilamar partai besar kala itu untuk menjadi ketua umum. "Tapi dia ingin supaya generasi-generasi bangsa ini lahir. Inikah karakter Amien Rais," kata Fahri. "Kalau orang menganggap kok Amien kritis kepada Jokowi, mohon maaf, kepada Habibie juga saban hari kritis."
Mulai dari Soeharto, kata dia, Amien Rais sudah kritis. Begitu pula kepada presiden-presiden lainnya hingga Soesilo Bambang Yudhoyono. "Kalau hari ini Pak Amien kritis, karena dia tidak berubah."
Bagi orang-orang yang saat ini mengkritik Amien Rais, Fahri minta agar mereka menanyakan kepada Joko Widodo, di mana mereka pada saat reformasi. Menteri di pengujung era Orde Baru, Fuad Bawazier, mengatakan apa yang disampaikan Fahri Hamzah tentang reformasi itu akurat. "Memang tekanan politik terhadap Pak Harto terasa sejak lama, mulai tahun 1996 ke atas, setelah Bu Tin meninggal," ujarnya.
Soeharto, kata Fuad, bisa mengatasi soal keamanan, politik, dan intelijen namun kurang lihai dalam bidang ekonomi.