TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy merasa geram terhadap pencurian sejumlah unit komputer di sekolah-sekolah yang akan digunakan untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Saking kesalnya, ia mengutuk para pencuri tersebut lantaran mengganggu jalannya UNBK.
"Saya bilang pencuri yang memanfaatkan ujian nasional, yang menghambat itu, termasuk hacker, itu dikutuk tujuh turunan," katanya di Kompleks Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 13 April 2018.
Baca: UNBK SMA 2018: Jumlah Siswa 420, Sarana Komputer Hanya 50
Ia menyesalkan terjadinya pencurian komputer-komputer milik sekolah. Muhadjir berkelakar seorang pencuri seharusnya tetap memiliki moral dengan tidak memanfaatkan situasi UN untuk melancarkan aksinya.
Muhadjir menjelaskan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan UNBK, kementeriannya telah bekerja sama dengan pihak kepolisian, Ombudsman, dan Indonesia Corruption Watch (ICW). Namun untuk kasus komputer yang hilang itu, kata dia, seharusnya pihak sekolah meningkatkan pula kewaspadaannya.
"Dia harus sudah menyadari bahwa musim ketika akan UN, ketika alat-alat itu digelar, itu akan banyak mengundang syahwat pencuri untuk melakukan pencurian," ucap Muhadjir.
Baca: Alasan Muhadjir Effendy Soal UNBK Tahun Ini Lebih Sulit
Ia menuturkan peristiwa ini tidak terjadi di banyak sekolah dan biasanya diakibatkan oleh keteledoran. Karena itu, Muhadjir merasa tidak perlu mengeluarkan kebijakan khusus untuk mengatasi hal ini. "Saya minta waspada aja untuk masing-masing sekolah untuk itu," tutur Muhadjir Effendy.
Sejumlah pencurian komputer milik beberapa sekolah terjadi menjelang pelaksanaan UNBK. Pencurian diantaranya terjadi di SMPN 2 Tanggungharjo, Kudus, dimana sebanyak 25 unit komputer digondol maling. Selain ada juga pencurian 15 komputer milik SDN 02 Winongo, Madiun Kota.