TEMPO.CO, Jakarta – Pakar komunikasi politik Effendi Gazali mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang elektabilitasnya saat ini hanya 42 persen bisa menang dalam Pilpres 2019.
“Asal menggandeng sosok yang dekat dengan umat Islam dan tiga isu sentral Pilpres 2019,” kata Effendi Gazali saat ditemui di Gramedia Matraman, Jakarta, pada Selasa 3 April 2018.
Effendi Gazali yang dosen Universitas Indonesia menjelaskan tiga isu sentral Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pertama, mengenai siapa yang memberi ruang gerak kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) atau tidak.
Baca: Tiga Survei Berbeda, Elektabilitas Jokowi di Bawah 50 Persen
Kedua, siapa yang dekat dengan umat atau terlibat kriminalisasi atau tidak dekat atau menganiaya ulama. Lalu isu yang ketiga, siapa yang selama ini lebih banyak mendukung terjadinya investasi asing khususnya dari Cina, yang seakan-akan merampas hak kerja dan kedaulatan Indonesia.
Effendi Gazali mengatakan jika Jokowi menggandeng orang yang dekat dengan umat Islam dan tiga isu sentral itu, maka bisa mencapai elektabilitas 51 persen.
“Jokowi dan Mahfud MD merupakan pasangan yang bagus,” kata Effendi.
Nama Mahfud MD masuk dalam radar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sedang menggodok calon wakil presiden untuk Joko Widodo.
Nama Mahfud MD, bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, juga muncul dalam radar dan sejumlah survei sebagai calon wakil presiden.
Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting atau SMRC Djayadi Hanan mengatakan cawapres Prabowo adalah figur yang harus bisa mencuri suara Jokowi.
"Prabowo akan menghadapi situasi yang beda dengan pilpres 2014 dan lebih sulit," ujar Djayadi saat dihubungi, Senin 19 Maret 2018.
Simak: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Jokowi Belum Aman
Sejumlah nama masuk radar cawapres Prabowo, yaitu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan; Presiden PKS Sohibul Iman; mantan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo; mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli; Gubernur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB); dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.
Di antara nama yang sudah dimunculkan, hanya Mahfud MD yang bisa merebut suara Jokowi lantaran memiliki suara pemilih NU. "Yang bisa menambah suara untuk Prabowo hanya Mahfud MD," katanya.