TEMPO.CO, Jakarta - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menemui sejumlah tokoh politik nasional, termasuk Presiden Joko Widodo. Mengenai pertemuannya dengan Jokowi, putra sulung SBY itu tidak membantah pertemuan diartikan sebagai pertemuan untuk membahas koalisi.
"Saya tidak akan memang bisa mematahkan spekulasi publik apalagi kalau sudah masuk ke ranah politik," ujar AHY di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada Rabu, 7 Maret 2018.
Namun, AHY mengatakan tujuann utama pertemuan adalah untuk mengundang Jokowi menghadiri rapat pimpinan nasional Partai Demokrat. Pertemuan dengan tokoh lain juga diungkapkan AHY dalam rangka menyampaikan undangan tersebut. AHY telah bertemu dengan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto dan akan menemui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca: Alasan AHY Undang Jokowi dan Wiranto ke Rapimnas Partai Demokrat
Rapimnas Partai Demokrat digelar salah satunya untuk persiapan menghadapi pilkada dan pemilu, termasuk pembahasan untuk mengajukan AHY maju di pilpres.
Dalam sejumlah survei, nama AHY beberapa kali muncul sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden. Kiprahnya saat maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta dinilai cukup menarik perhatian masyarakat. Sejumlah lembaga survei juga sempat membuat skenario jika AHY bersanding dengan Jokowi. Berapa besar elektabilitasnya?
Survei IndoBarometer menunjukkan jika Jokowi-AHY bisa mendapat elektabilitas 38,6 persen. Bahkan paling unggul dibandingkan skenario pasangan lain, misalnya Jokowi-Gatot Nurmantyo 38,4 persen, Jokowi-Ridwan Kamil 37,5 persen dan Jokowi-Tito Karnavian 37 persen. Survei ini dilakukan pada 1.200 responden di 34 provinsi dengan margin of error: 2,83 persen. Survei dilakukan pada 23-30 Januari 2018.
Baca: Pertemuan AHY dan Jokowi, Gerindra: Itu Hal Biasa
Dari Poltracking Indonesia pada waktu survei 7 Januari sampai 3 Februari 2018 menghasilkan Jokowi-AHY mendapat elektabiitas sebesar 43 persen, jika berhadapan dengan Prabowo Subianto-Anies Baswedan 30,9 persen. Skenario lainnya, Jokowi-AHY bisa mendapat 50,9 persen jika berhadapan dengan Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan yang mendapat 13,1 persen. Survei ini dilakukan dengan metode stratified multistage random sampling, dengan jumlah responden 1.200 di 34 Provinsi. Margin of Error 2,83 persen dan dilaksanakan pada 27 Januari sampai 3 Februari 2018.
Sedangkan dari PolMark menghasilkan perolehan jika Jokowi bersanding dengan AHY mendapat elektabilitas sebesar 6,8 persen. Angka itu lebih besar jika dibandingkan dengan Jokowi-Sri Mulyani 3,2 persen, Jokowi-Muhaimin Iskandar 2,1 persen, atau Jokowi-Zulkifli Hasan 1 persen. Survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error 1,9 persen. Ada 2.600 responden yang melakukan survei pada 13-25 November 2017.
Populi Center juga melakukan survei serupa dalam rentang waktu dari 7 hingga 16 Februari 2018. Hasilnya, Jokowi-AHY memperoleh sebesar 50,8 persen jika berhadapan dengan Prabowo-Anies Baswedan yang memperoleh sebesar 27,8 persen. Survei dilakukan dengan multistage random sampling terhadap 1.200 responden dan margin of error 2,89 persen.