INFO JABAR – Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jawa Barat tahun ini 100 persen berbasis komputer (UNBK). Metode ini menjamin tidak ada kebocoran soal dan mencegah para peserta didik untuk melakukan kecurangan.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan hal tersebut setelah meninjau UNBK di SMK Negeri 2, Jalan Ciliwung Nomor 4 Cihapit, Kota Bandung, Senin, 2 April 2018.
“Kalau pun ada yang tidak (berbasis komputer) di pelosok-pelosok mungkin ada gangguan teknis. Namun ini sudah dirancang 100 persen UNBK,” katanya.
Menurut dia, UNBK menjamin tidak ada kebocoran soal, karena sudah menggunakan sistem komputerisasi. Selain itu, soal yang diberikan pada siswa berbeda-beda, sehingga siswa tidak bisa saling diskusi dan menyontek.
“Secara moral kita menginginkan tidak ada kecurangan pada pelaksanaan UNBK dan secara sistem pun kita buat tidak bisa dimanipulasi, tidak bisa curang, tidak bisa nyontek. Itu keuntungannya,” ucap Aher.
Senada dengan Aher, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi menuturkan pihaknya menjamin UNBK bisa diterapkan 100 persen. Menurut dia, ada 260.956 unit komputer yang dapat digunakan secara bergantian oleh SMA, SMK, madrasah aliah (MA), serta Paket C.
Pelaksanaan UNBK tingkat SMA akan dibagi menjadi tiga sesi, yakni SMK pada 2-5 April 2018, SMA/MS/SMLB pada 9-12 April 2018, dan Paket C pada 27-30 April 2018. Sedangkan UNBK tingkat SMP/MTS digelar pada 23-26 April 2018.
“Dari hasil pendataan kami, dengan jumlah komputer sebanyak 260.956 unit dan server 8.816, ini bisa menyelenggarakan UNBK 100 persen, karena ujian SMA dan SMK tidak bersamaan, demikian juga Paket C. Jadi, bisa bergantian,” ujar Ahmad.
Ia menambahkan, kalau pun peserta ujian ada sekitar 600 ribu (siswa) dengan jumlah komputer 200 ribu tidak menjadi masalah dengan tiga sesi ujian. (*)