TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Golkar Agung Laksono menghadiri sidang tuntutan Setya Novanto. Agung yang mengenakan batik berwarna kuning, datang beberapa saat sebelum persidangan dimulai.
Agung berharap Setya dituntut seringan mungkin. Alasannya, menurut dia, mantan Ketua DPR itu selalu kooperatif dan membantu persidangan sehingga kasus e-KTP mulai terbuka. "Namun, kami serahkan pada penegak hukum, Jaksa Penuntut Umum dan Majelis Hakim," kata Agung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 29 Maret 2018.
Baca: Sudah 5 Kali, Setya Novanto Terus Ajukan Justice Collaborator
Agung menghadiri sidang Setya untuk memberikan dukungan kepada mantan ketua umum Golkar. "Untuk memberi support, gar tabah. Tapi saya lihat wajahnya lebih muda, segar, saya gembira," katanya.
Setya Novanto dijadwalkan menjalani sidang tuntutan hari ini. Dalam kesempatan ini Komisi Pemberantasan Korupsi akan menguraikan tuntutan dan keputusan soal justice collaborator (JC).
Setya Novanto merupakan terdakwa kasus korupsi e-KTP. Jaksa penuntut umum KPK mendakwa Setya berperan sebagai orang yang meloloskan anggaran proyek e-KTP di DPR pada medio 2010-2011, ketika dia masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar.
Baca: Setya Novanto Terancam Tuntutan Maksimal jika JC Tak Dikabulkan
Atas perannya, Setya Novanto disebut menerima total fee US$ 7,3 juta. Dia juga diduga menerima jam tangan merek Richard Mille seharga US$ 135 ribu. Setya didakwa melanggar Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 tentang Tindak Pidana Korupsi.
Agung mengatakan belum pernah bertemu dengan Setya Novanto sejak kawannya itu ditahan oleh KPK. "Saya doakan yang terbaik, sebab sebagai teman seperjuangan kami berharap beliau dihukum seringan mungkin," tuturnya. Saat ditanya soal pernyataan Setya terkait adanya aliran dana korupsi ke Rapimnas partainya, Agung enggan berkomentar.