TEMPO.CO, Bandung - Berbeda dengan pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyatakan Indonesia akan bubar pada 2030, presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengatakan Indonesia memiliki banyak faktor yang bisa membuat negara ini menjadi bangsa berkekuatan baru. Sebagai negara besar, kata SBY, Indonesia punya optimisme di masa depan.
"Tapi bisa jadi mereka (negara lain) bisa laju, kita lebih lambat.” Namun Indonesia tidak boleh kalah dari negara mana pun. “Indonesia bisa," kata SBY di Bandung, Sabtu, 24 Maret 2018.
Baca:
Cara Emha Ainun Najib Memaknai Pidato Prabowo
PSI Anggap Pidato Prabowo Tak Punya...
SBY merujuk pada buku futuris Alvin Toffler. Buku Toffler tersebut berjudul Kejutan Masa Depan (Future Shock) dan Gelombang Ketiga (The Third Wave). Menurut SBY, ia dua kali berdiskusi dengan Alvin Toffler. "Apa yang diprediksi bahwa bangsa-bangsa kalau gagap teknologi, kalau tidak menyadari gelombang ketiga telah datang, akan menjadi bangsa yang kalah."
Maknanya, ujar SBY, pada akhir abad ini, terutama 30 tahun terakhir, Indonesia sudah memasuki gelombang awal terbangunnya masyarakat informasi. Pada buku Toffler ada tiga gelombang peradaban, yaitu masyarakat agraris, masyarakat industri, dan masyarakat informasi.
Menurut SBY, Indonesia ingin menjadi bangsa berkekuatan baru (strong emerging nation) pada 2030. “Jalan menuju ke arah itu tak lain adalah makin unggul dan berdaya saing dalam sumber daya manusia Indonesia," tuturnya. Selain itu, sumber daya alam negeri ini tidak sedikit.
Baca juga:
Prabowo Pidato Indonesia akan Bubar, Ini...
Soal Pidato Prabowo, Fahri Hamzah: Harus...
Indonesia, kata SBY, juga punya hasil pembangunan dari satu pemimpin ke pemimpin lain. "Sejak Presiden Sukarno, Soeharto, Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Sukarnoputri, saya, dan Presiden Joko Widodo," katanya.
SBY menerima penghargaan dari Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung. Kampus itu menobatkan SBY sebagai Bapak Pembangunan Pendidikan Teknologi Informasi Indonesia. Ia bersyukur, bangga, dan berterima kasih atas penghargaan itu. “Penghargaan itu menginspirasi atau memotivasi dan menyadarkan para pemimpin di negeri ini, bahwa bangsa ini ditentukan oleh keunggulan daya saing manusianya."