TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat (Aspam Kasad) Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad mengatakan tenggelamnya tank TNI di Sungai Bogowonto, Purworejo, beberapa waktu lalu disebabkan kesalahan prosedur. Ia menuturkan kegiatan yang melibatkan anak-anak TK tersebut tidak dilaporkan ke pihak atas.
"Itu prosedurnya menyalahi, laporannya tidak sampai ke atas. Jangankan sampai ke KASAD, itu berhenti di tingkat batalyon, sehingga pengawasannya tidak ada," kata Nur di gedung Kartika Media Center Dispenad, Jakarta Pusat, Rabu 21 Maret 2018.
Baca juga: Tank TNI Bawa Siswa TK Tergelincir di Purworejo, 2 Tewas
Nur mengatakan TNI akan menindaklanjuti kesalahan prosedur tersebut. Menurutnya dalam kesalahan prosedur ini tanggung jawab ada di Komandan Batalyon.
Kegiatan outbound dengan menggunakan tank M113 A11B itu diikuti puluhan anak-anak TK yang sedang melakukan kegiatan luar ruang pada 10 Maret 2018. Tenggelamnya tank tersebut menyebabkan dua orang tewas, yakni Pratu Randi Suryadi dan Kepala Sekolah PAUD, Iswandari.
Nur berujar kesalahan prosedur tersebut menyebabkan tank terperosok ke sungai dan air masuk ke mesin tank. Ruang sirkulasi yang dibutuhkan untuk pembakaran pun terisi air dan menyebabkan mesin tank mati.
Nur mengatakan kondisi tank yang digunakan dalam kondisi baik dan siap beroperasi. Namun, kata Nur, kegiatan tersebut tidak dilaporkan ke Komandan Brigade 6 Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad dan Pangkostrad. "Sehingga tidak dilakukan pengawasan yang baik," ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, Nur melanjutkan, ada tiga tank yang digunakan. Ketiga tank melakukan kegiatan yang sama, yakni mengelilingi delta Sungai Bogowonto dan kembali ke markas, yang berjarak sekitar 300 meter.
Baca juga: Korban Tewas Tank TNI Tergelincir di Purworejo Dibawa ke Sumedang
Pelaksanaan kegiatan itu dibagi menjadi dua tahap. Pada tahap pertama, acara tersebut berjalan dengan lancar. Namun nahas, pada tahap kedua, salah satu tank tergelincir masuk sungai dalam dan tenggelam. Akibatnya, Pratu Rendy meninggal saat akan menolong tank tersebut. Iswandari, Kepala TK Ananda, pendamping murid di tank itu, meninggal di Rumah Sakit Pantiwaluyo.
"Tank yang ketiga terperosok ke sungai dengan kedalaman 150 sentimeter. Akibatnya, penumpang melompat dan dua korban meninggal dunia," ucap Nur.