Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polda Jatim Tangkap Penyebar Hoax yang Terkait Family MCA

image-gnews
Tersangka anggota kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) yang ditangkap saat rilis dii Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 28 Februari 2018. Kelompok ini kerap menyebarkan ujaran kebencian dan hoax, seperti isu kebangkitan PKI, penculikan ulama, dan penyerangan terhadap nama baik presiden, pemerintah, serta tokoh-tokoh tertentu. TEMPO/Amston Probel
Tersangka anggota kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) yang ditangkap saat rilis dii Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 28 Februari 2018. Kelompok ini kerap menyebarkan ujaran kebencian dan hoax, seperti isu kebangkitan PKI, penculikan ulama, dan penyerangan terhadap nama baik presiden, pemerintah, serta tokoh-tokoh tertentu. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya - Kepolisian Daerah Jawa Timur menangkap dua orang, yang diduga menyebarkan hoax penyerangan terhadap ulama oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) di media sosial, yang ditengarai berafiliasi dengan The Family Muslim Cyber Army atau Family MCA. Mereka ditangkap bersama dua orang lain.

"Modalnya rata-rata menyebarkan berita hoax PKI akan menyerang ulama," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur Ajun Komisaris Besar Arman Asmara saat konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Jumat, 2 Maret 2018.

Baca juga: Soal Family MCA, Mahfud MD: Setiap Pembuat Hoax Harus Ditangkap

Mereka adalah MFA, 35 tahun, warga Surabaya; Er (23), warga Malang; Su (37), warga Probolinggo; dan Mi (40), warga Sumenep. Arman memastikan MFA terafiliasi dengan MCA. "Sedangkan Er dalam pendalaman," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arman mengatakan penyebaran hoax penyerangan ulama oleh PKI tersebut telah dilakukan para tersangka secara sistematis pada Januari-Februari 2018 melalui media sosial Facebook dengan tujuan memprovokasi orang lain.

Mantan Kapolres Probolinggo ini menegaskan para tersangka tidak saling kenal. Meski mereka telah ditetapkan sebagai tersangka, polisi hanya menahan MFA di Mapolda Jawa Timur untuk keperluan penyidikan lebih lanjut.

Polisi menjerat para tersangka, yang dua di antaranya diduga terkait dengan jaringan Family MCA, dengan Pasal 45 A ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dilaporkan ke Polda Soal Hoax Ketua MCA, Fahri Hamzah: Biar Aja

15 Maret 2018

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah usai membuat laporan terhadap Presiden PKS Sohibul Imam di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Maret 2018. TEMPO/Andita Rahma
Dilaporkan ke Polda Soal Hoax Ketua MCA, Fahri Hamzah: Biar Aja

Wakil Ketua DPRI Fahri Hamzah menanggapi enteng aksi Muhammad Rizki yang melaporkannya ke Polda Metro Jaya soal hoax Ketua MCA.


Polisi Masih Telusuri Keterkaitan Kelompok MCA dengan Saracen

12 Maret 2018

Identitas anggota grup penyebar berita hoax MCA ditunjukkan dalam rilis di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 28 Februari 2018. Tugas dari MCA ialah menyerang akun lawan dengan menyebar virus-virus hingga gawai milik lawan rusak dan menstrategikan isu baru untuk lawan. TEMPO/Amston Probel
Polisi Masih Telusuri Keterkaitan Kelompok MCA dengan Saracen

Polisi masih mencari alat bukti untuk menangkap seorang terduga pelaku ujaran kebencian yang diduga terkait dengan kelompok MCA.


Keluarga Tersangka The Family MCA Ingin Kasus Cepat Selesai

8 Maret 2018

Tim Siber Bareskrim Mabes Polri menghadirkan tersangka yang tergabung dalam grup The Family Muslim Cyber Army (MCA) dalam rilis di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 28 Februari. Direktorat Tindak Pidana (Dirtipid) Siber Bareskrim Polri menungkap sindikat penyebar isu-isu provokatif di media sosial. TEMPO/Amston Probel
Keluarga Tersangka The Family MCA Ingin Kasus Cepat Selesai

M Luth adalah salah satu anggota The Family MCA yang telah ditangkap oleh polisi pada pekan lalu.


PPATK Bisa Telusuri Aliran Dana Family MCA dalam Sebulan

8 Maret 2018

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 19 September 2017. Rapat ini membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran 2018. TEMPO/Dhemas Reviyanto
PPATK Bisa Telusuri Aliran Dana Family MCA dalam Sebulan

Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin mengatakan jika Family MCA memiliki pola yang sama dengan Saracen, PPATK bisa menelusuri aliran dananya sebulan.


Keluarga: M Luth Family MCA Tak Ikut Politik, Hanya Aksi 212

8 Maret 2018

Tersangka anggota kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) yang ditangkap saat rilis dii Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 28 Februari 2018. Kelompok ini kerap menyebarkan ujaran kebencian dan hoax, seperti isu kebangkitan PKI, penculikan ulama, dan penyerangan terhadap nama baik presiden, pemerintah, serta tokoh-tokoh tertentu. TEMPO/Amston Probel
Keluarga: M Luth Family MCA Tak Ikut Politik, Hanya Aksi 212

Kakak ipar tersangka anggota The Family MCA Muhammad Luth, Agustina, sebut adik iparnya tak pernah ikut politik.


Aher Membantah Pernah Jadi Pembicara Workshop Muslim Cyber Army

3 Maret 2018

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menunjukan botol vaksin seusai melakukan vaksinasi Difteri di rumah dinas Gedung Pakuan, Bandung, Jawa Barat, 6 Januari 2018. ANTARA FOTO
Aher Membantah Pernah Jadi Pembicara Workshop Muslim Cyber Army

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher membantah pernah menjadi pembicara acara Muslim Cyber Army atau MCA.


Soal Family MCA, Wiranto: Itu Namanya Pengkhianat

2 Maret 2018

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto setelah  menghadiri rapat koordinasi Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan, di Hotel Borobudur, Jakarta, 17 Januari 2018. TEMPO/Arkhelaus W.
Soal Family MCA, Wiranto: Itu Namanya Pengkhianat

Soal kasus Family MCA, Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan orang-orang yang terkait untuk mengacaukan negara adalah penghianat.


Eks Dosen yang Jadi Anggota Family MCA dalam Catatan Universitas

2 Maret 2018

Tim Siber Bareskrim Mabes Polri menghadirkan tersangka yang tergabung dalam grup The Family Muslim Cyber Army (MCA) dalam rilis di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 28 Februari. Direktorat Tindak Pidana (Dirtipid) Siber Bareskrim Polri menungkap sindikat penyebar isu-isu provokatif di media sosial. TEMPO/Amston Probel
Eks Dosen yang Jadi Anggota Family MCA dalam Catatan Universitas

UII dan UIN Sunan Kalijaga punya catatan untuk Tara Arsih Wijayani, 48 tahun, eks dosen yang menjadi anggota Family MCA.


Soal Family MCA, Mahfud MD: Setiap Pembuat Hoaks Harus Ditangkap

2 Maret 2018

Pakar hukum tata negara, Mahfud Md, saat hadir dalam rapat dengar pendapat bersama Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket KPK di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Jakarta, 18 Juli 2017. Mahfud Md menyarankan KPK untuk langsung menahan Setya Novanto. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
Soal Family MCA, Mahfud MD: Setiap Pembuat Hoaks Harus Ditangkap

Terkait kasus Family MCA, Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013 Mahfud MD menilai setiap pembuat hoaks atau berita bohong harus ditangkap.


SETARA Anggap The Family MCA Lebih Berbahaya Dibanding Saracen

2 Maret 2018

Direktur CyberCrime Mabes Polri Brigjend. Pol Fadil Imran (tengah) bersama Kasubdit 1 Dittipid Siber Bareskrim polri Kombes Pol. Irwan Anwar (kanan) memperlihatkan tersangka anggota kelompok The Family Muslim Cyber Army (MCA) di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta, 28 Februari 2018. TEMPO/Amston Probel
SETARA Anggap The Family MCA Lebih Berbahaya Dibanding Saracen

Melihat personel dan pola gerakannya, Ketua Badan Pengurus SETARA Hendardi menilai The Family MCA lebih idiologis dibanding Saracen.