TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang, Endra Wijayanto mengimbau warganet untuk menahan diri dan bersikap bijaksana dalam menyikapi peristiwa penyerangan Gereja St. Lidwina, Sleman. Endra mengatakan, Keuskupan meminta agar umat Katolik turut menjaga kondisi dengan tidak memperbesar isu di media sosial.
“Kami memohon kebijaksanaan umat dan segenap masyarakat dalam bermedia sosial agar dapat memelihara situasi keamanan dan tidak memperkeruh situasi,” kata Endra dalam siaran pers pada Ahad, 11 Februari 2018.
Baca: Serangan Gereja St Lidwina, Ketua DPR: Jangan Terpancing
Menurut Endra, memperluas isu itu di media sosial justru akan kontraproduktif bagi penanganan kasus tersebut. Namun, ia menuturkan terimakasih atas segenap dukungan dan ungkapan simpati yang diberikan.
Endra menyatakan, Gereja Katolik mengutuk keras atas terjadinya peristiwa kekerasan di saat perayaan ekaristi itu. Gereja Katolik juga mendesak agar aparat keamanan negara dan pelayan publik untuk memberi perlindungan kepada segenap jemaah Gereja St Lidwina agar dapat kembali menjalankan ibadatnya tanpa gangguan.
Baca: Pemerintah Didesak Ungkap Tokoh Utama Penyerangan Gereja di Yogya
Selain itu, Endra menyebut pihaknya mendesak kepada segenap aparat keamanan untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas dan membawa pelaku ke muka pengadilan agar mendapat hukuman yang setimpal. Ia tidak ingin kasus semacam itu di-petieskan dan didiamkan begitu saja sebagaimana telah terjadi di berbagai kasus kekerasan serupa yang lain.
“Aparat keamanan harus bersikap proaktif dan bertindak tegas mengantisipasi gangguan keamanan yang terjadi sehingga bisa mencegah terulangnya kasus serupa di tempat lain,” ujar Endra.
Penyerangan terhadap jemaat Gereja St. Lidwina, Sleman terjadi pada Ahad pagi, 11 Februari 2018. Terekam dalam sebuah video yang diterima Tempo, seorang pria memasuki gereja, menyerang dan mengacungkan pedangnya. Pelaku telah diketahui bernama Suliyono, seorang mahasiswa berumur 23 tahun. Ia melukai jemaat setelah memasuki gereja lalu berjalan ke altar dan melukai Romo Prier yang sedang memimpin Misa. Atas penyerangan ini, empat orang mengalami luka.