TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) memperkirakan tiga partai akan memimpin Pemilihan Presiden 2019 (Pilpres). Tiga partai itu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipilih oleh 22,2 persen responden, Partai Golongan Karya (Golkar) dipilih 15,5 persen responden, dan Partai Gerindra 11,4 persen responden dari 1200 orang yang disurvei.
Pendiri LSI, Denny JA menyatakan "partai papan atas" adalah partai yang elektabilitasnya di atas 10 persen. “PDIP, Golkar dan Gerindra konsisten di atas 10 persen dalam lima survei terakhir yang dilakukan LSI.” Denny JA menyampaikannya melalui siaran pers yang diterima Tempo, Rabu 24 Januari 2018.
Baca:
Kata JK, Pemilu 2019 Indonesia Adalah Terumit di Dunia
PDIP dan Golkar berpotensi bersaing ketat memimpin Pemilu 2019. Survei juga menunjukkan bahwa hanya ada dua partai yang elektabilitasnya di atas perolehan suara pemilu 2014 yakni PDIP dan Golkar.
Melalui pertanyaan “Jika pemilu legislatif dilakukan hari ini, Partai mana yang bapak Ibu pilih?” PDIP dipilih 22,2 persen responden sedangkan Golkar 15,5 persen responden. Angka keterpilihan ini meningkat dibandingkan dengan survei LSI pada 2014, PDIP memperoleh 18,95 persen suara sedangkan Golkar 14,75 persen.
Baca juga:
Survei Orkestra: Prabowo Pesaing Terkuat ...
Pengamat Politik: Isu Umat Bakal Menyerang ...
Denny menyatakan perolehan suara Gerindra bisa meningkat apabila Prabowo maju menjadi calon presiden dan sukses terpilih. Menurut Denny ada tokoh atau figur yang secara kuat terasosiasi terhadap Gerindra membantu mendongkrak elektabilitas partai berlambang garuda itu. “Bercermin pada Pemilu 2009, figur SBY yang kuat pada saat itu mendongkrak Partai Demokrat menjadi no 1,” kata Denny.
Survei LSI ini menyimpulkan bahwa tingkat elektabilitas PDIP dan Partai Golkar cenderung naik pada Pilpres 2019. “Pemilih PDIP dan Golkar relatif sama yakni pemilih menengah ke bawah.”
PDIP dipilih oleh 18,95 persen responden pada April 2014 namun naik 3,25 persen menjadi 22,2 persen pada Januari 2018. Sedangkan Golkar dipilih 14,75 persen responden pada April 2014 dan naik 0,75 persen yakni menjadi 15,5 persen pada Januari 2018.